Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Mencoba Cerdas Memahami Palestina seperti Mahasiswa Columbia dan Amerika

2 Mei 2024   21:08 Diperbarui: 2 Mei 2024   21:09 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seluruh penjuru negeri Paman Sam terguncang. Bagaimana tidak, kaum intelektual mudanya ramai-ramai melakukan unjuk rasa dengan mendirikan tenda-tenda di kampus demi menyuarakan pembelaan terhadap Palestina

Tentu saja ini merupakan hal baru yang sangat mengejutkan Amerika. Sebab selama sekian dekade negara tersebut adem ayem dalam pembelaan mati-matian terhadap anak emasnya, Israel. Sementara rakyatnya nyenyak tidur dalam propaganda negara zionis tersebut.

Namun pembelaan berdasar pemikiran jernih dan suara hati nurani para mahasiswa itu ditentang habis-habisan oleh negaranya. Sehingga menimbulkan pembubaran paksa disertai tindakan anarkhis oleh aparat militer dan massa pro Israel dari luar kampus.

Jelas bukan hal aneh bila Amerika Serikat membela Israel mati-matian. Karena bukan rahasia umum bila pergerakan ekonomi, hiburan, perbankan, serta beragam hal lain yang mendongkrak pendapatan negara banyak disokong oleh para keturunan Yahudi yang sukses di negara ini. Sehingga tidak mengherankan bila Amerika, terutama presidennya menunjukkan keberpihakan terhadap Israel.

Tetapi di balik keberpihakan negara yang notabene orang-orang pemerintahan terhadap Israel, kini secara mengejutkan tidak lagi diikuti oleh sebagian besar rakyatnya, terutama kaum intelektual muda, yakni mahasiswa.

Demikian juga yang terjadi di Columbia, selain para mahasiswanya yang menjadi contoh inspirasi bagi mahasiswa Amerika untuk melakukan unjuk rasa membela Palestina. Pemerintahannya pun berani memutuskan hubungan diplomatik dengan negara Zionis tersebut.

Hal ini jelas menunjukkan bahwa propaganda yang selama ini sekian waktu didayu-dayukan Zionis tak mempan lagi. Mahasiswa sebagai garda terdepan berpikir rasionil dan kemurnian moral serta hati nurani, tentu saja melakukan keberpihakan terhadap kemanusiaan.

Beragam propaganda yang dilakukan Zionis selama sekian dekade, kini seakan dimentahkan oleh kenyataan yang ada di lapangan. Bagaimana tidak, sebuah organisasi yang sering digembar-gemborkan sebagai teroris, biang kerok, misal seperti Hamas, justru menunjukkan perilaku yang sangat jauh berbeda dari penyematan tuduhan tersebut.

Bila kita meluangkan sedikit waktu untuk menelusuri dan mendalami hal tersebut. Akan kita temukan beberapa hal mencengangkan:

Julukan teroris untuk Hamas

Setelah Perang Dunia Dua, sudah pasti kemenangan berada di tangan Amerika dan sekutu-sekutunya. Sudah bisa ditebak, merekalah yang kemudian memiliki hak penuh mengatur dunia. Termasuk penyematan sebutan teroris, juga merupakan hak prerogatif mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun