Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apa yang Harus Dilakukan Jika Ibu Mertua Marah-Marah?

14 April 2024   22:02 Diperbarui: 14 April 2024   22:14 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: dream.co.id

Berikut beberapa sikap yang dapat diambil menantu ketika ibu mertuanya sedang marah sehingga bisa terhindar dari sikap kesalahpahaman yang berlarut-larut

Banyak menantu perempuan yang kebingungan dalam mengambil sikap ketika ibu dari pasangan mereka menunjukkan sikap kurang menyenangkan, bahkan cenderung mengarah ke emosi tingkat tinggi. Apalagi sebagai sesama makhluk hawa yang cenderung memakai perasaan, biasanya menantu merasakan sikap tersebut sebagai hal yang mengejutkan, bahkan menyakitkan.

Terkadang dari perlakuan tersebut kerap melahirkan sikap menantu perempuan yang menjadi kurang mengenakkan. Seperti membicarakannya dengan orang lain, bertengkar dengan pasangan, atau bahkan menyakiiti anak-anak sebagai hasil oernikahan yang notabene merupakan cucu dari Sang Ibu Mertua.

Sikap kesalahpahaman tersebut tidak akan terjadi apabila menantu dapat bersikap bijaksana serta berkepala dingin. Untuk itu berikut beberapa sikap yang dapat diambil menantu perempuan ketika ibu mertuanya sedang marah. Diantaranya adalah:

Memahami

Agar situasi tidak makin panas. Maka sudah seharusnya menantu perepuan berusaha  memahami asal muasal dari timbulnya kemarahan ibu mertua. Apabila ternyata kemarahan tersebut memang berasal dari menantu, maka solusi terbaik adalah meminta maaf. Namun apabila kesalahan ternyata justru dari ibu mertua, maka menantu secara bijak berusaha memahami. Sebab apalah arti kemarahan ibu nertua dibanding jerih payahnya melahirkan dan membesarkan pasangan di masa silam.

Mengerti

Terkadang memahami belum tentu mengerti. Bagi menantu yang mengerti, maka ia akan selalu dapat memahami keinginan dan kehendak baik dari ibu mertua.

Usia ibu mertua yang lebih tua dari menantu belum tentu juga sedewasa sifatnya. Sebab sering dijumpai ibumertua bersikap kekanak-kanakan. Maka disinilah peran menantu oerempuan sebagai penyeimbang, untuk memahami dan mengerti keadaan ibu mertua.

Tidak membicarakan dengan orang lain

Mungkin menantu prrempuan merasa sangat sebal dan tersinggung dengan perlakuan ibu mertua. Tapi bukan berarti ia bebas menceritakan kejadian tersebut ke hadapan publik. Sebab selain tak elok, naka sudah pasti membuka aib dari keluarga, yang sudah pasti mempermalukan diri sendiri.

Alangkah baiknya bila menantu perempuan mengajak bicara ibu mertua dengan baik-baik, berbicara dari hati ke hati seperti seorang ibu dan anak.Sehingga tak ada sikap yang berat sebelah karena menganggap mertua bukan orangtua yang berimbas kurang menyukainya.

Mengingat jasa ibu mertua

Sudah selayaknya menantu mengingat sosok yang telah melahirkan dan membesarkan pasangannya hingga menjadi orang sukses seperti sekarang ini. Segala macam kesuksesan dan kebahagiaan pastilah lebih dulu dinikmati menantu ketimbang ibu mertua. Misal dalam hal menyandang nama besar suami, pastilah menantu perempuan yang memakainya, bukan mertua.

Demikian juga dengan penghasilan dan tetek bengek keuangan suami, lagi-lagi mennatu perempuanlah yang pertama menyentuhnya. Lalu bagaimana ia dapat memperoleh semua itu jika bukan dari jasa sebuah sosok yang telah melahirkan dan merawat suaminya semenjak kecil?

Dengan cara mengingat dan tahu diri dengan jasa-jasa ibu mertua. Maka tidak akan ada lagi ibu mertua yang hidupnya tersia-sia, terlunta-lunta, atau pun terlukai hatinya.

Kehidupan harmonis antara menantu perempuan dengan ibu mertua  dapat diperoleh, apabila sudah terdapat sikap saling memahami dan mengerti diantara keduanya Sehingga tidak akan ada lagi istilah menantu durhaka atau pun ibu mertua yang kejam. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun