Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Serangan Israel ke Rafah, Pemandulan Konvensi Genosida?

11 Februari 2024   17:05 Diperbarui: 11 Februari 2024   17:05 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengungsi Palestina di Rafah yang lemah kelaparan harus dipaksa berhadapan dengan tentara IDF yang siap tempur, bersenjata lengkap dengan peralatan tempur berbasis Artificial Intelegency (AI) alias kecerdasan buatan

Israel mengklaim menemukan teroowngan Hamas di bawah bangunan markas UNRWA  (United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East)  di jalur Gaza. Meskipun belum dapat ditelusuri kebenarannya sebagaimana penemuan penemuannya terdahulu, tapi jelas hal tersebut  bertujuan sebagai pembenaran atas klaim sepihak sebelumnya, yang menuduh anggota UNRWA berafiliasi dengan Hamas dalam serangan 7 Oktober.

Beragam klaim sepihak Israel memang kerap dilakukan oleh negara zionis ini. Sebagai sebuah propaganda, tentu saja dunia kini memahami maksud terselubung di dalamnya. Yakni mempengaruhi opini publik, terlepas dari benar tidaknya klaim tersebut.

Serangan ke Rafah pengalihan kekalahan di Gaza

Nama besar Israel telah tercoreng-moreng akibat kelakuan tentara IDFnya yang mendapat perintah langsung dari Perdana Menteri berdarah dingin Benjamin Netanyahu.

Julukan berdarah dingin tampaknya patut disematkan, sebab kekejaman yang dilakukan terhadap warga Palestina sudah melampaui batas kemanusiaan dalam sejarah peradaban manusia. Hanya demi memburu Hamas, 28 ribu nyawa warga sipil dikorbankan. Sehingga membuat otak waras berpikir keras, ini sebuah tindakan hebat kemenangan perang karena telah banyak nyawa berjatuhan dari pihak lawan, atau justru tindakan idiot dalam perang karena mayoritas korban tewas adalah warga sipil? 

Hingga kemudian Israel melalui perintah PM nya yang dianggap maha agung Netanyahu memperluas serangan ke wilayah Rafah. Akibatnya korban jiwa warga sipil kembali berjatuhan setelah dibombardir pesawat tempur zionis.

Serangan ke Rafah jelas menunjukakan keputusasaan Israel dalam menghadapi Hamas. Mereka beranggapan Hamas bersembunyi di Rafah, sehingga serangan diarahkan ke kantong pengungsi tersebut.

Dunia tak habis pikir dengan strategi perang Israel yang tidak karuan. Negara zionis in dengan mudah dan seenaknya menpermainkan nyawa dan kehidupan warga sipil. Sebab sebelumnya, justru Israel lah yang memaksa warga Gaza mengungsi ke Rafah, sehingga dianggap steril dari penyerangan. Namun setelah warga Palestina patuh mengungsi di sana meskipun dalam kondisi kelaparan dan memprihatinkan. Kini kembali akan diusir menuju lokasi yang lain.

Bagi akal orang waras, hal tersebut jelas tak manusiawi. Nyawa manusia seakan dipermainkan dan tak ada harganya. Sehingga wajar bila beberapa orang pengungsi Gaza yang tinggal di kandang ayam sempat menyebut hidup mereka lebih rendah dari hewan. Sebab hewan saja memperoleh pasokan makanan, sementara mereka, pasokan makanan pun dihalang halangi oleh tentara Israel dan warganya.

Konvensi Genosida dibuat mandul?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun