Kekejaman Israel yang sama sekali tidak menghormati hak hidup warga Palestina jelas melanggar hak asasi manusia (HAM), mempermainkan Konvensi Genosida, juga mengacak-acak Hukum Perang Internasional.
Dan bukan hal mengejutkan lagi. Ketika segala macam tingkah polahnya terindikasi pelanggaran. maka dengan cepat, negara zionis ini melalui tentaranya mencari cari banyak bukti serta propaganda untuk membenarkannya.
Serangan Israel ke Rafah jelas mengacak-acak hukum perang internasional. Dengan makin banyaknya nyawa warga sipil yang berjatuhan, kian menunjukkan bahwa tujuan perang Israel sesungguhnya adalah memusnahkan wara Palestina, jelas mempermainkan Konvensi Genosida.
Setelah sebelumnya truk bantuan UNRWA ditembaki dan ditabrak oleh Israel. Yang dilanjutkan kemudian oleh warganya yang joget jejingkrakan tidak karuan demi menghalangi truk-truk bantuan kemanusiaan masuk ke lokasi pengungsian. Kini dunia disuguhkan kembali dengan siap congkak Israel menyerang Rafah yang penuh dengan jutaan pengungsi.
Warga Gaza terkonsentrasi di Rafah, sebab tak ada tempat lagi yang aman di Gaza. Bahkan pemaksaan konsentrasi itu dilakuan sendiri oleh Israel. Jika kini Israel menyerbu dan membombardir, jelas menunjukkan upaya genosida yang kian kentara, pemusnahan warga Palestina tanpa sisa.
Bagaimana mungkin pengungsi Palestina di Rafah yang lemah kelaparan, harus dipaksa berhadapan dengan tentara IDF yang siap tempur, bersenjata lengkap dengan peralatan tempur yang kabarnya memakai kecerdasan Artificial Intelegency (AI) alias kecerdasan buatan. Benar-benar kebiadaban manusia modern abad ini!
Dengan alasan memburu Hamas, toh terbukti tetap warga sipil yang menjadi korban. Jelas menunjukkan ketidakbecusan tentara Israel dalam memilah dan memilih. Serangan yan berpindah ke Rafah hanya sebuah kamuflase demi menutupi ketidakmampuannya IDF menumpas Hamas di Gaza. Sebab tak ada gaung kemenagan tentara zionis di sana, yang ada justru puluhan tentara yang bergelimpangan terluka atau tewas hilir mudik dievakuasi oleh helikopter.
Bahkan ribuan tentara Israel yang balik kampung, justru pulang dengan cacat permanen dan kondisi kejiwaannya yang berantakan. Hingga bertingkah seperti orang tidak waras, bahkan menembaki rekannya sendiri. Demi menutupi hal memalukan tersebut, maka tak ada cara lain, harus ada pengalihan isu dengan penyerangan ke wilayah Rafah.
Dan entah ulah apa lagi yang akan dilakukan tentara IDF di Rafah. Tampaknya sudah bisa ditebak, mungkin tidak beda jauh seperti kelakuannya brutalnya di Gaza. Membombardir tempat pengungsian, menangkap dan menyiksa warga sipil tak berdosa dengan klaim menangkap Hamas. Menembaki wanita, bayi, dan anak anak tanpa rasa bersalah. Lalu terang-terangan mengklaim kemenagannya sebab telah banyak menghilangkan nyawa.
Jika hal di atas terjadi lagi. Maka sudah tak dapat diragukan lagi, bahwa memang genosida sebagai tujuan akhir yang diinginkan negara zionis ini. Seakan melupakan holocaust yang pernah menimpa warganya di masa silam. Kini justru zionis mengadaptasi perilaku Neonazi tanpa gas, dengan cara membombardir dan membiarkan warga sipil mati perlahan di reruntuhan ataupun tenda-tenda pengungsian.
Israel kian menunjukkan sifat bebal. Hanya demi memburu Hamas, sampai mengorbankan puluhan ribu nyawa warga sipil. Bukan hanya wanita, orang lanjut usia, anak-anak, bayi prematur, bahkan kambing menjadi tumbalnya. Hanya demi memburu Hamas!?! Kenyataan atau sekedar alasan?