Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Menabrak dan Menghalangi Truk UNRWA, Benarkah Israel Masih Waras?

9 Februari 2024   11:49 Diperbarui: 9 Februari 2024   11:49 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Truk UNRWA yang ditabrak Israel (pic: arabnews.com)

Bocah-bocah Palestina kelaparan di tenda pengungsian dekat lokasi-lokasi pemakaman, mereka menghilangkan rasa haus dengan meminum air hujan dan memakan bunga-bunga yang tumbuh di atas makam demi mengganjal perutnya.. Apakah bocah-bocah Israel juga mengalami hal yang serupa?

Klaim negara-negara barat yang selama sekian waktu getol menunjukkan swbagai "Juara Satu" dalam penegakan HAM (Hak Asasi Manusia) tampaknya hanyalah omong kosong semata, Sebab kenyataannya penegakan HAM tenyata tergerus semangat pembelaan terhadap sesama ras. 

Dominasi kult putih terhadap kulit berwarna tampaknya belum hilang sepenuhnya dari muka bumi. Sebab meskipun abad perbudakan telah dihapuskan, namun kulit berwarna tetap masih dianggap sebelah mata. Sehingga Ras Kaukasoid tetap mendominasi dan menjadi penguasanya.

Hal tersebut telah ditunjukkan sendiri oleh sikap Amerika Serikat beserta sekutu-sekutunya, yang notabene kulit putih, membela mati-matian Israel, meskipun sudah jelas melanggar hukum perang intenasional. Sebab sudah bisa ditebak, karena sama-sama satu rumpun ras. 

Paling paham HAM tapi justru melanggarnya

Sikap dan pernyataan Amerika setelah usainya Perang Dunia Dua selalu mengagumkan banyak pihak. Terutama sebagai penjunjung HAM nomor satu dan negara panutan demokratis, sehingga banyak menjadi kiblat bagi negara-negara lainnya di dunia.

.Tetapi setelah pembelaan mati-matian dan limpahan bantuan persenjataan terhadap Israel yang justru menewaskan lebih dari 27 ribu warga Palestina. Kini  seluruh dunia sedang berpikir tentang hipokritnya sikap Amerika.

Pembatalan pengirman dana persenjataan oleh AS untuk Israel setidaknya dapat sedikit menghapus keraguan dunia tentang pahlawan pembela HAM Amerika. Namun sikap Israel beserta warganya yang menghadang bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Palestina yang kelaparan, patut dipertanyakan. Sebab selama sekian dekade, negara zionis ini memproklamirkan diri sebagai negara paling paham HAM.

Setelah sebelumnya angkatan laut Israel menembaki truk UNRWA (United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East) yang membawa bantuan untuk pengungsi Palestina. Kemudian dilanjut dengan kelakuan warga zionis, yang mendirikan tenda-tenda di jalan utama, dengan tujuan menghalangi truk-truk bantuan.

Tampaknya sikap tersebut sebagai cerminan bukti pernyataan Elon Musk saat kunjungannya ke Israel beberapa waktu llau. Kala itu ia memberikan pesan menohok pada Perdana Menteri Netanyahu, supaya lebih mengarahkan generasi muda zionis agar tidak menjadi mesin pembunuh di masa depan.

Pernyataan tersebut kini dibuktikan dengan sikap para warga Israel mendirikan tenda-tenda penghalang bantuan makanan, mereka rata-rata berusia muda. Benar-benar menunjukkan mental mesin pembunuh. Tidak memiliki empati terhadap penderitaan dan kelaparan pengungsi Palestina.

Tak beda jauh dengan perlakuan tentaranya yang selalu keji dan biadab, seperti saat membuldoser dan membongkar kuburan, mencuri mayat, lalu memutilasi demi mengambil organnya, serta beragam perlakuan keji lainnya. Ternyata warganya setali tiga uang, tak berbeda jauh.

Tujuan perang sesungguhnya: Genosida

Kian terlihat jelas tujuan perang sesungguhnya dari Israel. Bukan memburu Hamas, namun memusnahkan seluruh warga Palestina. Masih layakkah mereka disebut bagian dari manusia yang beradab, jika ternyata sangat biadab memusnahkan peradaban manusia tak berdaya dengan mengabaikan hak asasi manusia serta melanggar hukum perang internasional?

Korban nyawa dari Palestina telah melebihi 27 ribu. Dan Israel tampak tenang-tenang saja dalam melakukan pembantaian. Bahkan kabar terakhir menyebut, kambing pun menjadi sasaran penembak jitu IDF. Sehingga menimbulkan tanda tanya besar. Apakah kambing juga merupakan anggota Hamas dan membawa senjata untuk melawan? Kelakuan ganjil tentara IDF  sebagai tanda kecerdasan tingkat tinggi atau malah sebaliknya?

Kini hal tak manusiawi pun dilakukan warga zionis dengan menghambat pasokan bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Palestina. Mungkin mereka terhasut oleh propaganda dalam negeri yang dibuat oleh pemerintahannya bekerja sama dengan media massa dalam negerinya.

Entah propaganda seperti apa yang berhasil membuat mereka melakukan perbuatan tak manusiawi seperti itu. Mungkin propaganda yang lebih parah dari 72 Virgin, situs propaganda yang dibuat zionis di Telegram demi memojokkan Palestina dan Hamas. Sehingga tidak mengherankan bila kemudian ada sebagian pemduduk dunia yang tidak peduli sedikit pun terhadap penderitaan warga sipil Palestina.

Truk-truk bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina berhasil dihalangi oleh bukan hanya tentara Israel, namun juga warganya. Jelas menunjukkan nurani dan empati mereka yang telah putus. Sama persis seperti saat mereka membuat video memamerkan berlimpahnya stok makanan pada warga Gaza yang kelaparan. Jelas menunjukkan perilaku  negara yang tidak memiliki kepekaan kemanusiaan.

Saat ini bocah-bocah Palestina tengah kelaparan di tenda pengungsian. Kondiisi mereka sangat memprihatinkan. Demi menghilangkan rasa haus karena tak ada pasokan air, mereka meminum air hujan. Sebagian mereka mendirikan tenda di dekat lokasi-lokasi pemakaman, memetik bunga-bunga tumbuh di atas makam agar dapat memakannya demi mengganjal perut yang meronta kelaparan. Apakah bocah-bocah Israel juga mengalami hal yang serupa?

Makin terbaca tujuan perang Israel yang sesungguhnya, membiarkan pengungsi Palestina mati kelaparan secara perlahan. Pemusnahan terselubung dengan mengkambinghitamkan Hamas demi dapat menguasai wilayah yang ditinggalkannya. 

Masih ngeyel mengatakan hal tersebut bukan genosida?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun