Beragam peristiwa terbaru yang mengelus dada, diantaranya adalah pengembalian seratus jasad warga Palestina oleh tentara Israel. Kebiadaban mencuri jenasah dan memutilasi demi mendapatkan organ tubuhya, sungguh merupakan kengerian terbesar yang biasanya hanya bisa ditonton di film-film horor seperti Dracula atau Zombie.
Kekejian lainnya adalah saat tentara IDF menyamar menjadi tenaga medis dan pengunjung, saat memasuki sebuah rumah sakit demi bisa membantai tiga pemuda Palestina dengan cara menembak kepalanya Bila memang benar para pemuda tersebut merupakan anggota Hamas, maka tindakan yang dilakukan Israel tetap dikategorikan sebagai pelanggaran hukum perang internasional, karena memasuki rumah sakit dan membantai lawan dalam keadaan tidak berdaya.
Â
Bahkan hal paling mengenaskan yang terjadi, adalah tewasnya kakak beradik  Palestina yang ditembak mati oleh penembak jitu tentara Israel, padahal bocah-bocah itu telah menggenggam bendera putih. Apa tujuan penembakan kalau bukan pembersihan etnis? Sebab mustahil bocah-bocah kecil itu anggota Hamas yang bersenjata.
Tampaknya Israel sedang sangat paranoid. Sehingga dalam cara pandang mereka, bahwa seluruh warga Palestina adalah anggota Hamas. Sebuah pemikiran sempit dan picik akibat kebingungan dan kekalutan pola pikir.
Akankah seluruh negara donatur UNRWA akan menelan mentah-mentah propaganda Israel? Jika hal tersebut benar-benar terjadi, maka akan sukseslah sebuah usaha genosida demi pembersihan dan pemusnahan etnis tertentu secara perlahan tapi pasti.
Dengan musnahnya warga Palestina, maka wilayah mereka akan kosong. Jelas merupakan cara paling mudah untuk menduduki dan menguasainya. Sebuah ide briliant terbaru dari produk kebiadaban manusia demi menguasai wilayah manusia lainnya di abad ini.Â
Disaat penguasaan dan kekejian itu terjadi, justru manusia lainnya lagi, hanya duduk menonton dan cari aman. Itulah contoh bukti keegoisan dan matinya empati manusia-manusia abad ini. Menganggap penderitaan manusia lain sebagai sebuah obyek menarik, menonton sambil minum kopi dan menggigit sandwich di depan televisi.
Masih adakah nurani dan empati dunia saat  tujuan dari semua itu adalah demi memusnahkan sebuah etnis? Sementara, memburu Hamas hanya sebuah kamuflase untuk mencapai semua tujuan itu. Saatnya dunia berpikir.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H