Hampir 24 ribu warga sipil tak berdosa dibombardir. Tidak hanya wanita, anak-anak, bayi prematur, bayi dalam kandungan, orang lanjut usia, bahkan mayat dalam kuburan pun dibongkar demi menanggung semua rasa sakit hati dan kemarahan Zionis akibat peristiwa 7 Oktober
Sidang perdana Mahkamah Internasional PBB (ICJ) telah digelar. Afrika Selatan , yang pernah mengalami nasib serupa Palestina, dengan gagah berani menyeret Israel ke Mahkamah tersebut dengan tuduhan melakukan genosida terhadap Palestina. Keberanian ini kemudian diikuti oleh beberapa negara lainnya.Â
Hal ini merupakan kemajuan terbesar dalam peradaban umat manusia, sebab selama sekian dekade tak ada satu negarapun berani menentang segala kelakuan negara zionis tersebut. Bahkan parahnya seakan tunduk patuh tak mampu berpikir jernih terjebak propaganda.
Israel dituduh melanggar empat pasal Konvensi Genosida, yakni Pasal 2(a) karena melakukan pengeboman terburuk dalam sejarah perang modern terhadap Gaza, yang mengakibatkan 23.210 warga Palestina terutama wanita dan anak-anak tewas. Lalu Pasal 2(b) sebab mengganggu rakyat Palestina secara fisik dan mental. Kemudian Pasal 2(c) sengaja membuat Gaza sulit ditinggali. Serta Pasal 2(d) karena serangannya sengaja menyasar sistem layanan kesehatan di Gaza.
7 Oktober titik balik penyingkap segalanya
Dan seperti sudah bisa diduga sebelumnya, Israel melalui pengacara dari Inggris berkelit dan membela dirinya habis habisan. Meski kemudian sang profesor pengacara gelagapan tak bisa menunjukkan bukti-buktinya dengan dalih kertas pledoinya hilang. Namun sama persis dengan negara yang dibelanya, ia berusaha berkelit seraya menuduh' bahwa ada yang sengaja mengacak-acak kertas pembelaannya.
Bahkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Kamis (11/1) bahwa "dunia diputarbalikkan." Â serta menyebut Afrika sebagai jongos Hamas.
Apabila dunia tidak mempan termakan propaganda Israel, maka sudah pasti dapat melihat persoalan dengan jernih. Beragam perilaku Israel sebelum dan sesudah 7 Oktober terhadap warga sipil Palestina terbuktit diluar nalar kemanusiaan, dan sehingga dapat dikategorikan dalam gemosida.
Tetapi ngeyelnya Perdana Menteri Israel Netanyahu dengan menyebut semua negara yang menuntutnya sebagai kemunafikan membuat seluruh dunia tertawa ngakak tak habis-habis, sebab kenyataan yang ada diputarbalikkan.
Saat Israel tetap berkubang dalam sakit hati dan luka karena peristiwa serangan Hamas 7 Oktober. Dunia mulai berpikir benarkah rasa sakit hati dan luka itu.Â
Ketika dunia melihat hanya di peristiwa penyerangan yang dilakukan Hamas saat 7 Oktober saja. Maka jelas, bukan hanya anda, saya juga jengkel dan mengutuknya sebagai serangan teroris. Bagaimana tidak, orang lagi santai menikmati pesta musik yang dihadiri keturunan zionis di seluruh dunia, tiba tiba diserang mendadak. Sudah pasti cemas, takut, dan mengerikan. Belum lagi banyaknya muda-mudi yang diculik saat menggelar pesta tersebut.