Ortu dengan pengetahuan agama luas serta mendalam akan dapat menjawab dan mengatasi pertanyaan anak anaknya tentang kehidupan kemarin, saat ini, dan nanti. Bahkan mampu menjadi tumpuan suri tauladan kehidupan keluarga.
Bisa anda bayangjan ortu dengan agama minus, maka akan kesulitan dalam mengarahkan moralitas dan arah masa depan anak anaknya. Sebab agama banyak memberi landasan, sandaran hidup, serta pedoman dalam membina kehidupan berkeluarga, sehingga saling menghormati dan menghargai satu sama lain.
Ortu dengan pegangan agama yang kuat tidak akan goyah dan terombang ambing dalam kehidupan, demikian juga dengan anak anaknya, karena memiliki pegangan hidup yang kuat.
- Humoris
Ortu dengan pikiran ceria, akan memiliki memiliki selera humor dalam menghadapi hidup bersama anak anaknya. Tidak gampang marah dalam menghadapi perilaku anak-anak, yang terkadang memang kurang tata krama.Â
Sebagai ortu berselara humor tinggi, menghadapi dan merubah perilaku anaknya dengan cara menarik dan tidak kaku. Sehingga selain diperoleh perilaku sesuai etika, anak pun tanpa terasa mempelajari tata krama dengan cara bahagia.
Ortu mengingatkan perilaku  anak dengan cara menyenangkan, sementara anak bisa menerima dengan kegembiraan. Tak ada tangis atau pun ngambek karena peringatan perilaku dari ortu, dan ortu pun tak naik darah dalam mengingatkannya.
- Bijaksana
Di zaman serba instant seperti sekarang ini. Kita sering menjumpai banyak ortu produk instant juga. Memang menjadi ortu bukan hal yang sulit, tinggal memperoleh anak, maka jadilah ortu. Namun menjadi ortu yang bijak itu yang tidka mudah.
Sikap bijak tidak mudah diperoleh. Sikap ini terasah dari pengalaman yang terus diperoleh setiap waktu. Memang tidak ada baru jadi ortu langsung bijak, memerlukan pengalaman dan pikiran dewasa untuk mengasah sikap bijak.
Itulah kenapa kita sering menjumpai sebuah kekuarga yang amburadul, sikap ortunya berlawananan dengan anak. Ortu yang tidak bijaksana tentu saja tidak beda jauh dengan sikap kekanak-kanakan, sementara anak tentu saja sikapnya sudah pasti seperti anak-anak. Akibatnya jadi sama seperti "anak" mendidik "anak" tidak akan ada titik temu.
Sikap bijak tidak ditentukan jumlah umur. Tidak ada jaminan bahwa ortu berusia lebih akan lebih bijak, sebab sering kita jumpai, Â ada juga ortu yang masih berusia muda, namun mampu bersikap bijak terhadap anak-anaknya.
Ortu yang bijak mampu mengayomi dan bersikap adil terhadap anak-anaknya. Sehingga nak merasa tenang dan damai di dalam rumahnya. Sebaliknya, ortu yang kurang bijak, akan menciptakan neraka bagi anak-anaknya, mereka merasa tidak betah di rumah sebab merasa ada sikap tidak adil di dalamnya.
- Tidak pilih kasih