Tak ada sebab tanpa akibat
Tampaknya ambisi pemusnahan massal Israel terhadap warga Palestina terlalu besar. Mungkin terbuai angan-angan kosong karena kejayaan bangsa kulit putih berhasil menguasai Amerika.
Bukan rahasia lagi bila Amerika yang kini mayoritas dihuni bangsa berkulit putih, dahulunya dimiliki penduduk asli berkulit merah, yakni suku Indian.
Christopher Columbus yang dianggap penemu benua Amerika, adalah sebenarnya menguasai wilayah ini dengan cara menjajah. Kalau kita membuka sejarah, betapa banyak warga suku Indian yang mati karena genosida.
Berapa banyak bocah-bocah suku Indian yang orangtuanya tewas karena berperang dengan bangsa kulit putih. Mereka dipungut serta dikumpulkan dengan alasan dirawat dan  diadopsi oleh pendatang kulit putih. Ternyata istilah adopsi hanya sebuah topeng. Sebab ternyata anak-anak indian itu justru diperbudak dan dilecehkan.
Sejarah mencatat ribuan warga suku indian telah dirampas hak-haknya. Ketika ada dari mereka yang berani memberontak dan melawan,yang diistilahkan sebagai teroris oleh bangsa kulit putih. Maka tak ada pilihan lain selain pembantaian besar-besaran alias genosida.
Setelah berhasil menduduki dan menguasai Amerika, terlaksanalah keinginan pendatang kulit putih untuk menjadi penguasa wilayahnya. Kini penduduk aslinya tersisih ke daerah-daerah pinggiran. Sementara yang di perkotaan jumlahnya tak sebanding dengan warga kulit putih.Â
Bahkan saat masih kecil, saya pernah berpikir bahwa Amerika adalah negara orang bule alias kulit putih. Ternyata fakta sesungguhnya adalah milik warga asli berkulit merah, yakni suku Indian. Namun terkalahkan karena kalah strategi dan persenjataan.
Mungkin keberhasilan dari Amerika inilah yang kian membuat angan-angan Israel terbuai ke langit ke tujuh. Boleh jadi peristiwa 7 Oktober direkayasanya, atau mungkin jika tidak, bisa jadi momentum tersebut dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk kian menyudutkan Hamas. Entah karena kalut, friendly fire, atau memang unsur kesengajaan, yang pasti di 7 Oktober itu, ternyata tentara Israel telah menyerang penduduknya sendiri saat pesta seni serta menyerang rumah penduduk dengan memakai helikopter apache.
Dengan kecanggihan tekhnologi dan adanya cctv dimana-mana, akhirnya terenduslan belang Israel yang menembaki warganya sendiri, namun karena saat itu belum ditemukan bukti, maka seluruh kesalahan pembantaian ditumpahkan pada Hamas, yang selama ini selalu manjur untuk dikambinghitamkan. Hingga saat ini pun, cctv di perbatasan Gaza disimpan rapat-rapat oleh pihak Israel.
Serangan mendadak oleh Hamas di 7 Oktober itu pula yang menjadi alasan tepat bagi Israel untuk memperluas wilayahnya, dengan memusnahkan warga asli untuk kemudian mengganti dengan warganya sendiri. Cara mudah menguasai yang selama ini ditunggu-tunggu tanpa harus membuang tenaga melalui jalur pengadilan, meskipun notabene pengadilan milik Israel sendiri.