Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sering Jam Kosong, Tanda Guru Pemalas?

24 Februari 2023   09:00 Diperbarui: 24 Februari 2023   09:21 2433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jam kosong diartikan sebagai situasi dimana pelajaran benar-benar kosong, tidak ada aktifitas belajar mengajar, penugasan tertentu ataupun catatan sedikit pun, sehingga pembelajaran benar-benar tanpa jejak

Fenomena jam pelajaran kosong di sekolah-sekolah, bukan hal baru di Indonesia. Mungkin anak-anak anda  pernah menceritakan hal tersebut. Di satu sisi, anda merasa hak anak dirugikan, namun di sisi lain juga menimbulkan pertanyaan, memang gurunya ngapain kok sampai jam kosong?

Ketika anda merasa bahwa jam kosong sangat merugikan anak, namun belum tentu anak-anak juga merasakan hal yang demikian. Beberapa anak merasa dirugikan, tapi tak sedikit juga yang merasa jam kosong adalah saat yang menggembirakan, sehingga mereka istilahkan sebagai keadaan "bebas merdeka."

Saat jam kosong mereka anggap bebas merdeka namun dapat dipertanggungjawabkan, mungkin tidak masalah. Namun jika jam kosong justru dimanfaatkan untuk hal-hal negatif, seperti membuli, membuat huru hara di kelas, tentu menjadi fenomena yang memprihatinkan.

Jam kosong berarti jam dimana pelajaran benar-benar kosong, tidak ada aktifitas belajar mengajar. Tidak ada penugasan tertentu ataupun catatan sedikit pun, sehingga pembelajaran benar-benar tanpa jejak.

Penyebab terjadinya jam kosong

Jam kosong biasanya disebabkan adanya kegiatan mendadak dari sekolah, misal rapat kilat, rapat darurat, acara dadakan dan sebagainya. Namun terkadang bisa juga karena guru yang tidak masuk kelas untuk mengajar, meskipun bukan tanpa alasan mereka melakukan hal tersebut. 

Ada beragam faktor penyebab yang membuat guru ogah-ogahan masuk kelas untuk mengajar, diantaranya adalah:

Sedang kurang enak badan

Guru merasa tubuhnya kurang fresh, letih, lesu. Gejala tersebut yang membuat guru kurang bersemangat untuk masuk kelas. Di satu sisi, dia memiliki gelora untuk mengajar, namun disisi lain, keletihan akibat gejala  sakit yang dialami membuatnya menjadi enggan masuk kelas. 

Bahkan boleh jadi faktor kekhawatiran karena guru takut jika siswa-siswanya akan tertular. Akibat adanya beban pikiran ini yang mengikuti, mengakibatkan guru berada dalam kondisi dilema sehingga enggan masuk kelas.

Mengalami beban psikologis

Tak semua guru dalam kondisi bahagia secara psikologis. Mungkin di hari dimana dia harus mengajar, dia sedang ditimpa masalah, baik itu masalah ringan ataupun berat. Seperti apapun masalahnya, tetaplah berpengaruh pada kondisi psikologis guru, sehingga dia menjadi berat hati masuk ke dalam kelas.

Di satu sisi dia ingin segera mentransfer ilmunya untuk murid, namun di sisi lain, dia tak ingin muridnya mengetahui beban psikologis yang dhadapinya. Terkadang hati guru sedemikian mulia dan tulus, hingga tak ingin orang lain khawatir akan penderitaannya, lalu memilih menutupinya.

Beragam beban psikologis yang dialami guru, diantaranya mungkin beban keuangan, beban kehidupan rumah tangga, masalah anak, dan beragam masalah psikologis lainnya.

Tidak menguasai kelas 

Tak semua guru mampu menguasai kelas yang diampunya, biasanya hal ini terjadi karena kurang memiliki kepercayaan diri tinggi di depan siswa. Beberapa guru terkadang mengalami kebingungan ketika harus berhadapan dengan siswa, mungkin karena kebingungan dengan kosa kata ataupun bingung mengatasi beban siswa secara psikologis.

Beberapa guru terkadang bisa sangat frustasi ketika menjumpai siswa yang kelewat aktif, atau pun trouble maker dalam kelasnya. Mungkin secara teori, si guru menguasai ilmu psikologis siswa, namun ketika menjumpai kenyataan di dalam kelas, guru justru pusing tujuh keliling ketika menerapkannya. 

Lelah

Kelelahan yang dialami guru penyebabnya beragam, bahkan terkadang beban pikiran juga dapat berimbas pada kelelahan raga. Apalagi bila guru harus mengajar saat sesi awal di pagi hari.

Mungkin guru tak sempat sarapan demi mengejar jam mengajar, kemudian kelelahan mengejar-ngejar alat transportasi, atau pun terjebak macet. Bahkan boleh jadi guru telah sarapan, tapi karena kurang bergizi, justru membuat kantuk berlebihan. Sehingga ketika tiba di sekolah dan harus memulai mengajar, energi guru menurun, bahkan hilang sama sekali. Lelah, letih, loyo,membuat guru ogah-ogahan masuk kelas.

Memang pemalas

Ketika mengajar tidak menjadi sebuah panggilan jiwa bagi seorang guru, maka saat tiba waktu mengajar, dia merasakan hal tersebut sebagai beban berat. Namun ketika mengajar telah mendarahdaging, maka akan menjadi sumber kebahagiaan bagi guru. Jangankan telah tiba jam mengajar, bahkan belum tiba waktunya pun, guru telah merindukan untuk segera masuk kelas. Sebab baginya kelas adalah tempat bercengkerama, berbagi ilmu, dan bahagia bersama siswa.

Kurang profesional

Guru yang kurang profesional tidak akan memiliki kesiapan mental secara penuh ketika masuk kelas, sehingga tidak memiliki perencanaan matang saat mengajar. Padahal perencanaan tidak melulu harus tertulis di atas kertas, namun bisa juga berupa ide dadakan. 

Akibat tak ada perencanaan dan ide cemerlang membuat kelas menjadi stagnan, setiap pertemuan hanya mencatat, mencatat, dan mencatat. Siswa jenuh, guru juga jenuh, bingung tak tahu harus berbuat apa, akibatnya ogah-ogahan masuk kelas.

Guru profesional semangat masuk kelas

 

Guru yang profesional selalu memiliki semangat tinggi untuk masuk kelas. Sebab dalam pemikirannya telah terprogram segala rencana tentang kegiatan pembelajaran menarik yang akan dilakukan bersama siswa. 

Guru profesional memiliki banyak ide menarik, sehingga antusias menghadapi siswa. Menguasai materi pelajaran, siap secara psikologis dan pedagogis ketika siswa bertanya atau pun berdiskusi.

Keprofesionalan bisa jadi terasah karena jam terbang yang tinggi, namun hal ini tak sepenuhnya benar, sebab banyak juga guru yang profesional karena belajar dari pengalaman selama mengajar, meskipun jam terbangnya tidak terlalu tinggi.

Guru profesional sangat menarik saat mengajar, sehingga memilki daya magnet tersendiri bagi siswa. Siswa selalu merindukan guru dengan tipe seperti ini masuk ke kelasnya, sementara guru juga merindukan bertemu dengan siswa-siswanya yang antusias dan aktif.

Tapi hal ini tidak akan terjadi bila guru tidak profesional, tidak memiliki perencanaan matang saat mengajar. Perencanaan tidak melulu harus tertulis di atas kertas, namun bisa juga berupa ide dadakan. Akibat tak ada perencanaan dan ide cemerlang membuat kelas menjadi stagnan, setiap pertemuan hanya mencatat, mencatat, dan mencatat.

Terkadang menimbulkan pertanyaan, apakah guru yang profesional berarti selalu siap dalam segala hal termasuk teknologi? Lalu bagaimana dengan daerah-daerah terpencil yang tidak memiliki fasilitas lengkap?

Keprofesionalan guru tidak selalu harus ditentukan oleh kelengkapan sarana dan prasarana. Sebab di daerah pinggiran pun, guru tetap bisa profesional ketika terbukti mampu menjadi daya tarik tersendiri tersendiri bagi siswa-siswanya.

Guru profesinal adalah guru yang memiliki segudang ide menarik dalam memberikan materi pembelajaran, sehingga tidak mengenal istilah ogah-ogahan saat akan memasuki kelas. Sebab ia laksana petarung yang siap tempur, tanpa gentar menghadapi medan laga dunia pengajaran.

And so, ketika anda menjumpai seorang guru yang ogah-ogahan dan kurang semangat '45 saat masuk kelas, jangan negative thinking dulu. Jangan langsung dicap pemalas atau tidak profesional, sebab siapa tahu sedang kurang enak badan, lelah atau sedang menghadapi beban psikologis. Waduuuh..... ternyata menjadi guru tak semudah yang dibayangkan ya? 

Bagi Anda yang sekarang ini berprofesi sebagai guru, tetap semangat meraih berlimbahnya berlian pahala tugas dan pengorbanan. Tuhan pun tahu bahwa Anda luar biasa!

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun