Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

New World Pilihan

Chat GPT Membunuh Penulis?

15 Februari 2023   20:03 Diperbarui: 15 Februari 2023   20:05 1291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akibat ChatGPT penulis abal-abal hanya bermodal tulisan palsu bisa meraup pundi-pundi uang dari sebuah penerbitan sementara penulis asli tak jua memperoleh penghasilan karena masih berkutat mempersolek tulisan demi memuaskan pembacanya

ChatGPT (Generative Pretrained Transformer) sedang hangat-hangatnya diperbincangkan saat ini. Bagi yang sudah mengetahui, tentu tidak penasaran lagi. Namun bagi mereka yang awam, tentu saja membingungkan dan kian membuat penasaran.

ChatGPT adalah sebuah model kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang dikembangkan oleh OpenAI, perusahaan khusus bergerak dalam pengembangan tekhnologi AI. Dinamakan ChatGPT karena dibuat berdasarkan GPT 3.5, model bahasa alami yang menggunakan deep learning.

OpenAI sebagai platform kecerdasan buatan didirikan pada tahun 2015 oleh Sam Altman dan Elon Musk. Sedangkan ChatGPT dirilis oleh OpenAI pada 30 November 2022. Tapi dalam waktu singkat, chatbot ini langsung naik daun hingga membuat ketar-ketir industri teknologi dan internet.

Menakjubkan sekaligus meresahkan

Kemunculan ChatGPT tentu saja menjadi tantangan berat bagi mesin telusur Google, sebab ChatGPT dengan data teks besar mampu memahami beragam topik, pertanyaan-pertanyaan rumit, mengerjakan berbagai tugas seperti membuat teks, menerjemahkan bahasa, serta banyak lagi. Akibat kesaktian ChatGPT yang mandraguna  ini membuat Google merilis chatbot berbasis kecerdasan buatan yang dinamai Bard.

Sedemikian besarnya daya tarik ChatGPT dipastikan bakal merebut pangsa pasar mesin telusur lainnya. Resiko yang bisa ditebak adalah membuat akses trafik padat di waktu penggunaan yang sama, dan gejala lelet bakal terjadi. Demi antisipasi hal tersebut, maka OpenAI meluncurkan layanan ChatGPT Plus, tentu saja dengan keistimewaan akses lebih cepat serta fitur dan pelayanan baru. Namun bisa ditebak, tentu saja tidak gratis, pelanggan harus merogoh kocek sekitar US$20 untuk berlangganan.

Usut punya usut, ternyata ChatGPT yang berbentuk chatbot tanya jawab berbasis tekhnologi GPT-3.5  juga mampu meniru gaya percakapan manusia karena memiliki triliunan data di internet, artikel, bahkan forum diskusi.

Saat pengguna menanyakan segala sesuatu, secara cepat ChatGPT langsung memberi jawaban berupa teks terstruktur dalam banyak bahasa. Dan ketika pengguna ingin mengulang ke pertanyaan awal, chatbot ini mampu mengingat yang ditanyakan sebelumnya, sehingga penanya tidak perlu terputus dalam pencariannya.

Kelebihan ChatGPT yang tahu segalanya, selain bisa menemani ngobrol, juga mampu menjelaskan pertanyaan rumit, bahkan menanggapi pendapat yang kita buat. Kemampuan chatbot menyelesaikan soal matematika, membuat tulisan esai, membuat artikel blog, lirik lagu, cerita pendek, novel, bahkan paling gila adalah bisa menulis kode pemrograman, merupakan hal yang menakjubkan sekaligus meresahkan.

Menakjubkan karena dapat mempermudah segala macam pekerjaan, namun di sisi lain meresahkan jika kode pemrograman dipakai untuk hal-hal yang merugikan umat manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun