BPOM tidak melarang penggunaan galon berbahan polikarbonat karena mencegah risiko potensi kerugian pelaku usaha namun memunculkan aturan terbaru mewajibkan sejumlah air minuman dalam kemasan (AMDK) memberikan keterangan label "Berpotensi Mengandung BPA"
Saat pertama kali galon air minum kemasan diperkenalkan, belum pernah tercetus berbagai pemikiran jangka panjang dari pemakai. Namun seiring waktu, literasi masyarakat tentang kesehatan meningkat, sehingga mulai terpikirkan efek jangka panjangnya.
Masalah minum bagi mereka yang memiliki cukup pemahaman tentang kesehatan, bukan sekedar perkara proses pemindahan air ke dalam lambung, namun lebih dari itu. Sebab banyak persyaratan kesehatan yang harus dipenuhi.Â
Bahaya BPA dalam galon polikarbonat
Bila di daerah-daerah tertinggal, dimana mendapatkan air bersih adalah sesuatu yang istimewa. Maka masalah minum cukup dengan menenggak air mentahpun tak menjadi masalah, yang penting rasa dahaga teratasi. Namun akan jauh berbeda bila pemahaman tentang kesehatan telah meningkat, mulailah persyaratan-persyaratan lainnya wajib dipenuhi, misal harus direbus untuk membunuh kuman, atau dilakukan filterisasi demi mencukupi  persyaratan kesehatan.
Seiring meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, membuat mereka kian jeli mengamati sarana dan prasarana sumber air berasal. Pada awalnya mereka hanya mensyaratkan sumber air adalah di pegunungan yang tinggi, sebab pastilah jernih dan aman dari kontaminasi. Tetapi kemudian mereka kembali berpikir tentang alat-alat sarana pembawa air hingga dikonsumsi.
Seperti yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) baru-baru ini dengan memberikan perhatian terkait potensi larutnya BPA dalam makanan atau minuman di kemasan plastik polikarbonat.
Permasalahan air dalam galon bukan sekedar sebuah wadah saja, sebab ternyata ada konsekuensi jangka panjang yang harus diterima pemakainya. Selain larutnya Bisphenol A atau BPA sebagai bahan campuran plastik dalam air yang dikonsumsi, juga masalah layak tidaknya air tersebut dikonsumsi sebab tanpa melalui proses pemasakan hanya filterisasi saja.
BPA mempengaruhi kesehatan melalui mekanisme endocrine disruptors (gangguan hormon) khususnya hormon estrogen sehingga berkorelasi pada gangguan sistem reproduksi baik pria maupun wanita, diabetes dan obesitas, gangguan sistem kardiovaskular, gangguan ginjal, kanker, perkembangan kesehatan mental, Autism Spectrum Disorder (ASD), dan pemicu Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), demikian menurut Kepala BPOM Penny K Lukito sebagaimana dikutip dari detikhealth.com (12/6/2022).
BPOM tidak melarang penggunaan galon berbahan polikarbonat karena mencegah risiko potensi kerugian pelaku usaha, namun memunculkan aturan terbaru mewajibkan sejumlah air minuman dalam kemasan (AMDK) yang memiliki izin edar berbahan polikarbonat, untuk  memberikan keterangan label "Berpotensi Mengandung BPA". Namun ketentuan ini tidak berlaku bagi depot air minum isi ulang.
Perbedaan galon PC dengan galon PET
Pada mulanya pabrik air minum memakai galon berbahan polikarbonat sebagai satu-satunya penampung air olahannya dalam ukuran liter terbesar. Yang kemudian menjadi kian tren di kalangan pabrik pembuat air minum, mereka berlomba-lomba meraih hati konsumen dengan sekaligus menyediakan tisu pembersihnya.
Kini seiring waktu kesadaran masyarakat tentang kesehatan kian meningkat, mereka menyadari galon berbahan polikarbonat dapat mengakibatkan efek jangka panjang berupa penyakit kanker, autisme dan sebagainya  akibat larutnya kandungan BPA pada air yang dikonsumsi.Â
Meskipun bila ditinjau dari aspek lingkungan, kemasan galon PC lebih unggul karena lebih ramah lingkungan, namun pengusaha AMDK berusaha tetap meraih pelanggan dengan menjawab kegelisahan masyarakat melalui pemunculan galon berbahan Polyethylene Terephthalate (PET), plastik lunak yang bebas BPA.
Peneliti dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan SEAFAST Center, Institut Pertanian Bogor (IPB), Nugraha Edhi Suyatma Suyatma mengungkapkan perbedaan air minum dalam kemasan (AMDK) ukuran galon yang terbuat dari Polikarbonat (PC) dengan Polietilena Tereftalat (PET) sebagaimana dikutip dari Antara (22/3/2022) dengan melihatnya dari beberapa aspek, yakni karakteristik fungsional kemasan, Â lingkungan, Â keamanan pangan, dan ekonomi agar lebih adil dan tidak diskriminatif.Â
Dari sifat fungsional kemasan, plastik PC lebih fleksibel, lebih ringan, tahan dari resiko pecah/retak, tahan gores, tahan benturan, tahan air, dan tahan suhu panas. Sedangkan galon PET sebaliknya memiliki resiko lebih mudah tergores.
Sebagai kemasan multitrip, galon PC mengalami banyak perjalanan, mulai dari pabrik hingga dikirim ke distributor/toko/penjual lalu dibawa ke konsumen, kemudian kemasan kosong dikembalikan lagi oleh konsumen ke penjual/toko/distributor untuk dikirimkan ke pabrik dan digunakan ulang. Akibat siklus inilah, kemasan galon PC dianggap tidak layak lagi karena rusak/pecah.Â
Namun sisi positif galon PC adalah tidak menghasilkan sampah sebab kemasan digunakan kembali, sehingga mengurangi energi untuk mendaur ulang. Sebagaimana kita ketahui proses daur ulang memerlukan tahapan yang sangat panjang, mulai dari pengumpulan sampah kemasan plastik, pemilahan jenis sampah plastik, proses pengecilan ukuran menjadi potongan-potongan kecil, proses pencucian dan pengeringan, proses ekstrusi dan proses pencetakan yang memerlukan energi panas tinggi.
Kemasan galon dari PET memang tidak memiliki resiko migrasi BPA, Â tetapi memiliki resiko lain, yaitu migrasi senyawa asetaldehida dan etilen glikol. yang resikonya lebih tinggi dibandingkan BPA, karena termasuk ke dalam senyawa karsinogenik penyebab kanker. Selain itu etikena glikol memiliki sifat racun yang jika terkonsumsi secara berlebihan bisa menimbulkan gangguan ginjal dan kerusakan otak.Â
Dari aspek ekonomi galon PET memiliki guna ulang yang lebih singkat dan pada prakteknya sering hanya digunakan sekali pakai karena konsumen tidak mengembalikannya ke produsen AMDK. Sedangkan galon PC dapat digunakan ulang hingga puluhan kali.
Pemakaian galon PC yang berulang kali ini diklaim oleh kepala laboratorium kimia universitas indonesia Agustino Zulys mengakibatkan  kandungan mikroplastik galon PC lebih besar dibandingkan galon PET (Media Indonesia 27/9/2022).
Setelah membaca uraian di atas, pilihan ada di tangan Anda, mau pakai galon PET atau PC? Selamat memilih ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H