Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Bjorka Makan Nangka Agung Kena Getahnya

17 September 2022   11:13 Diperbarui: 18 September 2022   08:10 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Agung dan Bjorka (pic: liputankendalterkini.com)

Bila demikian, maka Bjorka sebagai taget utama akan makin kepedean sebab berhasil membuat pemerintah Indonesia mengorbankan anak bangsanya sendiri, sementara penjahat aslinya melenggang bebas. Hal ini kian menunjukkan keberhasilan misi Bjorka membalas kejahatan dengan kejahatan, kejahatan mengupload berbagai data pribadi, dan kejahatan dengan menggerakkan kepolisian untuk menjadikan pemuda penjual es sebagai tumbal kejahatannya. Keberhasilan membuat bangsa ini saling mencurigai membuat Bjorka makin diatas angin.

 

Empati satu orang korbannya satu negara

Kebocoran data publik yang diretas Bjorka kabarnya dilatarbelakangi rasa empati terhadap temannya yang menjadi korban ketidakadilan setelah Pemerintahan Orde Baru. Bukankah Pemerintahan Orba berdiri setelah berhasil memberangus partai terlarang PKI? Mungkinkah teman Bjorka anggota organisasi terlarang tersebut? Atau orangtuanya menjadi korban eksekusi?

Pemberontakan PKI kedua terjadi pada Orde Lama 1965. Saat itulah peristiwa paling genting yang menimpa bangsa ini, sehingga diambillah satu keputusan penting untuk mengakhiri semuanya. Sepintas memang seperti ada ketidakadilan, sebab siapapun yang terlibat dalam partai terlarang akan terkena imbas semua. Tidak ikut dalam perbuatan yang dimaksudkan, tapi karena tergabung dalam partai terlarang, maka dianggap sebagai bagian di dalamnya.

Demikian juga dengan sang teman Bjorka, mungkin terkena imbasnya karena tergabung di dalamnya, atau orangtuanya, atau sanak keluarganya, yang bisa jadi tidak ikut berbuat ulah, tapi karena terindikasi bergabung sehingga disamaratakan dan memperoleh konsekuensi hukum yang sama karena kegentingan suasana.

Rasa empati Bjorka terhadap sahabatnya membuatnya meretas situs pemerintahan, membocorkan data publik.  Entahlah, rasa empati atau kemarahan terhadap rezim lalu, tapi anehnya justru terimbas pada pemerintahan saat ini, adakah indikasi politik di dalamnya?

Kedigdayaan ahli-ahli IT pemerintahan kalah dengan maling data?

Pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD yang menyebut hacker Bjorka sudah teridentifikasi oleh Badan Intelijen Negara (BIN) dan Polri karena alat pelacak berhasil mengidentifikasi justru akan menjadi bumerang bagi pemerintah bila salah tangkap, atau juga bila memaksakan tersangkanya.

Bjorka oh Bjorka, telah membuat rezim saat ini terlihat kian bodoh dengan salah tangkapnya. Bagaimana tidak, jika misinformasi dari Dark Tracer (@darktracer_int) ditelan begitu saja,  maka akan kian membuat Bjorka kian tertawa terbahak-bahak. 

Terbukti dalam threadnya berjudul "The Indonesian Government is Looking For Me?" (Apakah Pemerintah Indonesia Sedang Mencari Saya?) yang diunggah pada Kamis pagi (15/9/2022) ini, Bjorka menyebut bahwa pemerintah mendapat informasi yang salah., dan kemudian dia mengunggah  LOL (Laugh Out Loud/tertawa terbahak-bahak). Sungguh menampar wajah pemerintahan negara ini, setelah Bjorka menyebutnya idiot, dan menantang untuk ditangkap yang ternyata salah tangkap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun