Data yang  dipajang di situs Breached Forums adalah memang data pengguna Indihome sebab alamat IP yang digunakan menunjukkan layanan penyedia internet dari PT. Telkom Indonesia
Setelah beberapa waktu lalu Indonesia dilanda banyak kebocoran data, mulai dari BIN, PLN, hingga lembaga-lembaga lain yang dirasa vital. Kali ini publik kembali tersentak kaget dengan dugaan kebocoran data pribadi pelanggan IndiHome, layanan dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
Meskipun Kementerian Komunikasi dan Informatika akan mengeluarkan rekomendasi teknis dan berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).setelah memanggil manajemen Telkom Indonesia, namun masyarakat tetap merasa ketar-ketir dengan kejadian ini.
Telkom membocorkan data pelanggan?
Sebagai layanan dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, IndiHome jelas tidak diragukan lagi kehandalannya dalam pengelolaan, apalagi ditunjang oleh jaringan yang dimiliki Telkom, pastinya publik tak ada yang merasa ragu memilihnya. Luasnya jaringan sebab ditunjang oleh banyaknya pemancar dan satelit milik Telkom, tentu saja Indihome menjadi pilihan yang pada awalnya dianggap tidak akan mengecewakan.
Namun harapan publik tinggal harapan, sebab meskipun unggul dalam sepak terjang sinyal, dunia maya, internet, TV kabel, dan lainnya, namun dari segi keamanan data pelanggan, ternyata kebobolan juga. Hal inilah yang menjadi pemicu kekecewaan pelanggan.Â
26 juta riwayat pencarian sekaligus nama dan Nomor Induk Kependudukan (NIK) pelanggan IndiHome bocor dan dibagikan gratis di situs gelap. Indihome kok begitu?
Menurut peneliti keamanan siber independen yang juga seorang bug hunter (pemburu celah keamanan internet) Afif Hidayatullah, sebagaimana dikutip dari KompasTechno, menyebut bahwa data yang  dipajang di situs Breached Forums tersebut adalah memang data pengguna Indihome. Sebab alamat IP yang digunakan menunjukan layanan penyedia internet dari PT. Telkom Indonesia.
Tuduhan itu masuk akal, sebab data yang diposting pada Sabtu, 20 Agustus 2022, sesuai dengan jumlah data riwayat pencarian yang dikumpulkan website tracker history Indihome dua tahun lalu.
Tracker history pelanggan Indihome
Beberapa waktu lalu Indihome sempat terdeteksi melakukan tracking terhadap histori pelanggan, hal ini tentu saja melanggar privasi pelanggan. Setelah sempat menghentikan kegiatan trackingnya terhadap pelanggan, dan kabarnya website tracker tersebut ditutup, tiba tiba publik kini dikejutkan dengan bocornya data pelanggan, yang tentu saja lebih parah dari hanya sekedar mengintip histori pelanggan.
Dari sinilah publik dapat menangkap tujuan dan maksud sistem pendeteksi yang digunakan untuk mencuri riwayat penelusuran pelanggan yang dilakukan Indihome, apalagi kalau bukan demi kepentingan bisnis.Â
Sebab dari kegiatan tracking tersebut  akan diketahui gaya hidup si pelanggan, sehingga dapat disalurkan pada beragam aplikasi iklannya yang disesuaikan dengan kesukaan pelanggan, tentu saja secara mudah dapat dilacak melalui jejak historinya. Iklan yang sesuai sasaran sudah pasti menguntungkan bagi para pelaku bisnis.
Parahnya lagi, sekarang 26 juta browsing history yang dicuri itu bocor dan dibagikan gratis, lengkap dengan nama dan NIK. Bahkan kabarnya riwayat browsing yang diunggah ke forum online adalah riwayat pencarian yang sempat dikumpulkan oleh mesin pelacak riwayat browsing (tracker history) Indihome beberapa tahun lalu, sungguh miris!
Dengan kebocoran data yang terjadi, maka dunia luar dapat dengan mudah mengakses hak tersebut demi kepentingan tertentu. Jelas hal mengganggu kenyamanan dan privasi pelanggan. Sudah pasti Indihome memiliki harga mati untuk segera menuntaskan hal tersebut, agar kepercayaan pelanggan dapat terjaga kembali.
Tak seharusnya hal ini terjadi jika Indihome betul-betul berhati-hati menjaga privasi pelanggan. Terjadinya kebocoran data tentu saja menciderai kepercayaan pelanggan. Pelanggan akan berpikir kalau Indihome yang dikelola Telkom saja bisa kebobolan, lalu bagaimana dengan penyedia layanan lainnya, yang tentu saja fasilitasnya di bawah rata rata.
Sesempurna apapun pelayanan yang diberikan Indihome pada pelanggannya, pastilah tetap terselip kepentingan bisnis di dalamnya. Sebab bila tidak, tak mungkin ada usaha tracking didalamnya, meskipun telah sempat dihentikan beberapa waktu lalu, toh kemudian malah terjadi cidera yang lebih besar.
Kini, mampukah Indihome mengembalikan keercayaan pelanggannya, atau tetap mengulang kesalahan di atas nama besarnya akibat tak ada pesaing berat? Sebab bukan tidak mungkin bila kemudian lahir pesaing baru yang lebih mumpuni dalam meraih kepuasan hati pelanggan.Â
Indihome, segera jawab tanda tanya publik, kebocoran data atau membocorkan data?
Dan, publik deg-degan menunggu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H