Seperti apapun Deolipa berusaha mempertahankan kliennya, toh kenyataan berbicara lain, mulai 10 Agustus tugasnya digantikan oleh Ronny Talapessy. Memang patut disayangkan penggantian pengacara yang terjadi, terlepas dari sah atau tidaknya penggantian ini, namun Deolipa telah mampu menunjukkan kepiawaiannya dalam dunia advokat saat mengungkap kejujuran klien menguraikan kasus penuh dengan sandiwara hingga terang benderang.
Publik menyukai Deolipa karena apa adanya, secara blak-blakan mengungkap segala hal yang ditutup-tutupi dibukanya tanpa tedeng aling-aling. Tetapi sayang, keberanian dan sikap ceplas-ceplosnya mungkin dinilai sebagian pihak sebagai hal yang terlalu mengintimidasi sang pesakitan, akibatnya dia diganti, entah dengan kemauan dan kesadaran sendiri dari Bharada E dan keluarganya, ataukah akibat dari tekananan pihak lain.
Kini publik menunggu, apakah setelah penggantian pengacara ini, akankah Bharada E kian terbuka lagi, atau justru malah bungkam di tengah jalan seperti saat didampingi pengacara pertamanya.
Deolipa lucu-lucuan bukan LGBT
Kasus yang dihadapi Ferdi Sambo bukan hal yang mudah, sebab menyangkut harga diri dan kehormatan, apalagi dia adalah seorang Jenderal dengan segala harkat dan martabat yang disandangnya.
Jangankan bagi seorang Jenderal, bagi wong cilik terkadang demi membela harga diri dan kehormatan, apapun rela dilakukannya, meskipun terkadang melakukan perbuatan yang di luar nalar. Sambo meiliki beban berat serta tanggung jawab besar yang harus dipikulnya jika hal yang menyangkut harga diri dan harkat martabat itu terkuak, karena dampaknya bukan hanya berimbas pada dirinya, sebab akan berdampak besar juga pada istri, anak, cucu, dan keluarga besarnya. Untuk itulah dia berusaha dengan segala cara agar hal itu tidak sampai bocor, apalagi sampai diketahui masyarakat negeri ini, lebih-lebih masyarakat dunia. Sehingga dia menempuh segala macam cara, mengatur skenario ala detektif, meskipun kemudian amburadul di akhir perjalanannya akibat dibongkar oleh Bharada E dengan kecerdikan pengacara Deolipa.
Pengacara Deolipa merupakan pengacara paling berani yang secara blak-blakan membuka, bahkan boleh disebut membredeli segala pengakuan dari kliennya. Namun akibat terlalu konvontrir dan blak-blakan inilah yang kemudian dinilai oleh pihak-pihak tertentu kurang menghormati hak pesakitan si tersangka FS. Pemakaian kata bajingan, mafia, mungkin dirasa terlalu vulgar, karena FS belum dihadapkan di pengadilan. Bahkan secara tersirat, entah sindiran atau lucu-lucuan, saat wawancara di sebuah televisi swasta, pengacara nyentrik ini menyebut rindu pada Bharada E, tapi rindu normal sebagai pengacara kepada kliennya, bukan rindu tidak wajar sebab dirinya bukan LGBT, akibatnya publik kian penasaran.Â
Penasaran publik tak terjawab sebab Deolipa secara mendadak dicopot dan diganti pengacara lain, terlepas dari apakah hal tersebut merupakan pilihan hati Bharada E ataukah tekanan dari pihak lain.
Brigadir J dan 'hal itu'
Mungkin memang Brigadir J sedang apes, saat melihat sebuah kejadian 'hal itu' saat di Magelang. Apakah dia telah pernah melihat sebelumnya di tempat lain, ataukah baru pertama kali melihat 'hal itu'. Namun terlepas dari baru pertama atau sudah pernah melihatnya, yang pasti bahwa apa yang disaksikannya adalah sangat menyangkut harga diri dan kehormatan FS, yang tentu saja akan berimbas juga pada kehormatan keluarga besarnya.
Apalagi netizen Indonesia sudah terkenal di seantero dunia kekejamannya dalam membulli, tentu saja hal ini sangat mengkhawatirkan FS. Apalagi jika sampai Brigadir J membocorkannya. Meskipun Brigadir muda ini sudah teruji dengan kesetiaannya pada Sang Jenderal, namun naluri kehati-hatian dan kekhawatiran FS tetap membuatnya tidak bisa mempercayai Brigadir J begitu saja.