Kelas ribut negatif, tidak dalam kapasitas membahas dan mempelajari materi, namun hanya sekedar teriak-teriak tak karuan, lempar kertas atau benda-benda yang sama sekali tidak berkaitan dengan pelajaran, hingga menimbulkan kericuhan antar siswa.
Suasana kelas yang tidak bisa dikendalikan seperti inilah yang dimaksud sebagai 'ribut' sebenarnya. Guru yang semestinya mampu mengendalikan suasana kelas untuk tenang, malah tak berdaya sehingga ujung-ujungnya terjadi keributan di kelas, yang tentu saja tidak akan mewujudkan karakter siswa yang bertanggung jawab terhadap perilakunya.
Kelas hidup
Suasana kelas hidup adalah yang seharusnya diciptakan pendidik. Hidup yang dimaksudkan disini adalah situasi dua arah yang intens antara pendidik dan terdidik, terdidik dengan terdidik lainnya.Â
Siswa yang terarah, saat pembelajaran dimulai, maka akan fokus pada materi yang diberikan, yang tentu saja untuk dapat menangkapnya harus dalam situasi tenang. Setelah guru memberikan materi yang diperlukan, ataupun tugas diskusi yang diberikan, barulah akan terjadi tanya jawab, perdebatan, ataupun adu argumentasi. Nah, disinilah suasana hidup yang dimaksud.Â
Kini anda memahami bahwa terdapat perbedaan yang bertolakbelakang antara hidup dengan ribut. Ribut seringkali tidak berkonotasi positif, sebab selalu menghasilkan suasana kacau, amburadul, berantakan, sulit memusatkan pikiran karena keadaan yang memusingkan.
Suasana antusias tanya jawab saat pemberian materi, ataupun perdebatan keras saat diskusi, dan adu argumentasi kala presentasi, pastinya akan menghasilkan suara-suara nyaring, yang tentu saja bukanlah ribut, tetapi hidup.
Ribut jelas berbeda dengan hidup
Tidak seharusnya pendidik salah kaprah lagi dalam mengartikan kelas yang menarik dan sesuai dengan kemerdekaan belajar sebagai ribut, sebab merdeka belajar adalah suasana kelas yang hidup. Siswa bebas menyampaikan argumentasinya, berdebat, bertanya, yang tentunya tetap dalam koridor norma-norma. Disinilah yang dimaksudkan sebagai kelas hidup, menarik minat siswa, dipenuhi semangat belajar, dan rasa penasaran siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan.
Apabila guru kurang menarik dalam memberikan materi pelajaran, kurang variasi, dan membosankan, maka ada dua kemungkinan yang akan terjadi pada siswa, yakni diam mengantuk bila gurunya galak, atau sebaliknya ribut tidak karuan bila guru kurang disegani.
Memang sekarang ini sudah bukan zamannya guru ditakuti, namun profil guru disegani tetap diperlukan. Seperti pernah saya sampaikan pada tulisan sebelumnya bahwa terdapat perbedaan signifikan antara guru ditakuti dengan guru disegani.