Tidak hanya sibuk konsentrasi memberikan materi, namun guru profesional juga tidak lupa memberi perhatian pada lingkungan kelas sekelilingnya. Dalam hal ini guru memberi perhatian penuh pada kondisi ruang dan siswa yang dihadapinya.Â
Ibarat berjuang di medan tempur, dia siap dan tanggap menghadapi perubahan mendadak dalam ruangan pembelajaran.
Memahami siswa dengan hati
Tidak akan ada orangtua siswa yang mengklaim pelanggaran hak anak apabila guru mampu menguasai hati siswa.Â
Selama ini yang terjadi adalah sorotan pelanggaran hak anak yang dilakukan guru karena dianggap menganiaya siswa, di sisi lain guru justru menganggap siswa kurang diajarkan etika dan norma-norma oleh orangtua.Â
Siswa tidak akan mengadu ke orangtua  jika guru telah ada di hatinya, berarti dia telah menganggap guru sebagai pengganti orangtua.Â
Apalagi jika menyayangi guru seperti menyayangi orangtua, mempercayai guru, sehingga hukuman atau tindakan yang dilakukan guru dianggap sebagai konsekuensi bersama yang telah disepakati, bukan penyiksaan dan pelanggaran hak-haknya.
Guru mendidik siswa untuk memahami tentang hak dan kewajiban, sehingga siswa memahami konsekuensi dari tindakan yang dilakukannya.Â
Jika guru berhasil mengikat siswa dengan hatinya, maka tidak akan terjadi siswa mengadu ke orangtua, demikian juga orangtua tidak akan salah paham terhadap tindakan yang dilakukan guru, sehingga tidak akan terjadi guru mendekam di jeruji besi akibat laporan orangtua siswa.
Memahami kondisi mental psikis siswa