Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

3 Cara Mudah Membedakan Perusahaan Pailit atau Pelit

6 Mei 2022   20:54 Diperbarui: 6 Mei 2022   20:56 950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perusahaan dengan omzet naik (pic:pizzatime.info)

Efisiensi perusahaan memang penting, tapi jangan sampai meruntuhkan moral karyawan yang dapat meruntuhkan perusahaan. Di satu sisi mungkin omzet meledak, namun bila batin karyawan merintih kesakitan, tak dapat menjamin keabadian perusahaan. Kejayaan perusahaan tercermin dari hitungan generasi penerusnya, makin banyak generasi yang mampu melanjutkan, maka makin luar biasa kualitas moril dan materiilnya.

Dari sisi karyawan, sudah pasti ingin tercukupi kebutuhan mareri dan batin, materi cukup, suasana dan fasilitas kerja yang menyenangkan, sudah pasti akan membuat karyawan betah bekerja dan solid.

Dari sisi pemilik perusahaan, tentunya menginginkan omzet dan keuntungan perusahaan besar, namun jika karyawan menderita batinnya, hal ini yang bisa memancing unjuk rasa sebagai pemberontakan batinnya. Namun jika telah dicukupi materi dan kepuasan moral, maka sudah selayaknya karyaan juga memiliki komitmen dan pemgabdian sepenuhnya.

Perusahaan dapat berkembang pesat dan mampu bertahan hingga puluhan generasi, jika antara owner, direksi, manajer, dan karyawan terjalin ikatan batin kuat, solidaritas dan saling memahami, tanpa unsur pemerasan dan perbudakan. Tumbuh suburnya sikap saling menghormati satu sama lain akan membentuk perusahaan kokoh dan abadi.

Anda owner perusahaan, direksi, manajer, atau karyawan perusahaan? Cermati perusahaan Anda, benar-benar pailit atau hanya pelit? 

Salam sukses!.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun