Bingung harus mengatakan apa saat melihat fenomena banyaknya sosok pria sebagai suami tak lagi memiliki wibawa  akibat dirundung ketakutan besar terhadap istri
Dahulu kala, sosok seorang suami sekaligus seorang ayah, adalah merupakan sosok yang disegani, bahkan boleh jadi ditakuti oleh anggota keluarga. Sehingga kadang saat seorang ayah batuk berdehem saja, seluruh penghuni rumah berdegub-degub jantungnya disebabkan kekhawatiran melakukan kesalahan yang membuat kepala keluarga tak berkenan di hati.
Mungkin banyak yang menyebut hal itu sebagai cerita di zaman dulu, sebab di zaman modern sekarang ini, setelah marak penghormatan terhadap hak asasi manusia, secara perlahan membuat sebagian pria kehilangan taringnya saat di rumah.
Di satu sisi akan terasa sangat melegaikan, sebab sudah tidak ada lagi gambaran ayah yang otoriter, kasar, dan suka memaksakan kehendaknya. Namun di sisi lain janganlah hal tersebut menghlangkan wibawanya, apalagi jika diakibatkan ketakutan luar biasa terhadap istrinya.
Pemimpin keluarga yang tertukar
Ketakutan besar terhadap istri, akan memberi kesan ambigu, sebab secara teori suami adalah pemimpin keluarga, namun kenyataannya dia hanya sebagai bidak catur yang digerakkan istrinya.
Sebetulnya bukan kebengisan dan sikap diktator suami yang diinginkan, bukan juga  sikap ketakutan yang luar biasa terjadap istri, namun alangkah indahnya kehidupan jika terjadi keseimbangan di dalamnya, sosok suami yang demokratis, adil, dan berwibawa, serta istri penuh kasih tanpa harus menjadi sosok kuntilanak di mata suami. Namun kenyataan di lapangan, ternyata banyak suami-suami takut istri, lalu apa yang menjadi penyebabnya?Â
Penyebab suami-suami takut istri
Berikut kita mencoba menganalisa dan menelusuri penyebab para suami memiliki ketakutan besar terhadap istrinya, diantaranya adalah:
Ibu galak di masa kecil
Jika seorang pria di masa kecilnya dibesarkan oleh seorang ibu yang galak, otoriter, pemaksa, dan tidak demokratis, maka pria tersebut cenderung akan menjadi takut kepada istrinya, sebab ingatan masa lalu yang terpatri dalam ingatannya, betapa menakutkannya sosok seorang wanita. Jadi saat istrinya meradang, maka dia akan teringat bagaimana mengerikannya kemarahan ibunya saat dia kecil tak berdaya.Â