Pengaruh hormon inilah yang mengakibatkan perubahan emosi yang kadang sangat sulit dipahami, jadi lebih perasa, kurang realistis, dan gampang tersinggung.
Demikian juga yang terjadi pada hubungan mertua perempuan dengan menantu perempuan sering kacau balau akibat siklus bulanan yang mengaduk-aduk perasaan dan emosi mereka, sebab sudah bukan rahasia lagi jika hormon menjelang pra menstruasi membuat emosi menjadi labil.
Hal seperti itu tidak akan dijumpai oada mertua pria dengan menantu lelakiny, sebab mereka tidak mengalami siklus menstruasi, sehingga emosi mereka yang lebih tenang  akan berkembang pada hubungan yang lebih stabil.
Sehingga dapat diambil kesimpulan, bahwa siklus menstruasilah yang kadang membuat hubungan mertua perempuan dengan menantu perempuannya kacau balau, belum lagi ditambah dengan kebiasaan kaum wanita yang sering mengedepankan perasaan ketimbang pikiran. Akibatnya hubungan mertua perempuan dengan menantu perempuannya kerap runyam.
Lalu bagaimana bila mertua perempuan sudah tidak mengalami menstruasi lagi alias menopause? Apakah berarti ketidakstabilan emosi ataupun pertengkaran antara mereka dikIbatkan pengaruh pra menstruasi (PMS) juga?Â
Jangan lupa, memang mertua perempuan sudah menopouse, namun bukankah menantu perempuannya masih menstruasi.Â
Jadi apabila terjadi hal runyam di antara mereka, maka yang patut dicurigai sebagai penyebab hal runyam adalah menantu perempuan, sebab emosinya masih gampang naik turun akibat siklus menstruasi. Sedangkan keadaan emosi mertua lebih stabil karena telah menopouse, meskipun ada juga sebagian orang yang mengalami kekacauan emosi menjelang menopouse.
Cara menyikapi perang dingin mertua vs menantu
Cara menyikapi apabila terjadi perang dingin antara mertua perempuan dengan menantu perempuan yang tak ada titik temu, terlepas dari apakah keduanya masih mengalami PMS ataupun tidak, di antaranya adalah:
Menantu harus lebih mengalah
Di balik emosi yang menggebu karena kekesalan pada mertua, menantu haruslah tetap berpikir rasionil, sebab bagaimanapun tanpa adanya pengorbanan seorang ibu yang melahirkan dan membesarkan anak, tentunya tak akan ada suami yang saat ini banting tulang mencari nafkah untuk menantu permnpuan.