Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Child Free, Demi Bulan Madu Seumur Hidup atau Moncernya Karir?

4 September 2021   22:35 Diperbarui: 4 September 2021   22:37 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang secara sepintas pilihan child free sangat menarik, sebab orang tua bisa konsentrasi dengan karir tanpa dibebani dengan pemikiran tentang anak yang harus dilindungi dan dijaga.

Mungkin terkesan gila, tapi fenomena seperti itu banyak kita jumpai dalam masyarakat modern. Saat kondisi finansial untuk diri sendiri tak mencukupi, lalu kenapa harus membebani kondisi keuangan dengan merawat anak?

Bagi pasangan yang bertahun-tahun menikah dan kesulitan memperoleh anak, pilihan child free memang kelihatan gila dan menyia-nyiakan waktu, tapi memang pilihan tiap orang berbeda satu sama lain. Sebab bagi pasangan yang memilih child free, maka kondisi keuangan akan aman dan tertata, bagi wanita bentuk tubuh tetap terjaga, selain itu tidak ada kelelahan membersihkan rumah dari kekacauan yang dilakukan anak-anak, dan tak terganggu dengan rengekan serta tangisan anak yang selalu minta dilayani.

Pilihan child free akan sangat beresiko bagi pasangan yang memang memiliki riwayat keluarga sulit memiliki keturunan, sehingga tidak disarankan untuk memilihnya.

Biasanya mereka yang memilih child free adalah mereka yang memiliki karir bagus dan cemerlang yang tidak bisa dihentikan oleh waktu, sehingga dengan tidak adanya gangguan tangisan bayi ataupun rengekan anak, maka karir akan makin moncer. Seperti di Jepang dan Cina, sebagai negara industri maju, ketika semua orang telah memiliki karir cemerlang, menikah dianggap sebagai sebuah hambatan kemajuan, lebih-lebih jika memiliki anak.

Tapi tak selamanya keinginan untuk tidak memiliki anak akan diperturutkan, sebab seiring waktu dan bertambahnya usia, kesuburan akan berkurang, kesempatan memiliki anak akan makin sulit. Meski dapat dengan mudah memilih program bayi tabung, ataupun cara ekstrim donor sperma, dan menyewa rahim.

Saat semua orang sudah fokus pada karir dan pemikiran materi semata, maka anak adalah keinginan yang harus diabaikan karena akan menghambat puncak prestasi kerja.

Secara semu, child free adalah sebuah keinginan honeymoon yang berkepanjangan karena adanya berbagai alasan dan kepentingan, bukan hal besar yang harus dipermasalahkan jika siap menanggung resiko dan akibatnya dimasa depan. Resiko tentang tidak adanya anak di hari tua, ataupun resiko kesehatan, sebab bukankah child free berarti pemakaian alat kntrasepsi yang pastinya selalu ada dampak negatifnya terhadap kesehatan? Sudah siapkah menghadapi itu semua?.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun