Jika kita kembali menguak sejarah, bagaimana para santri Surabaya bergerak melawan penjajah demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari upaya perebutan kembali oleh Belanda.Â
Takbir Allahu Akbar yang diucapkan Bung Tomo, merupakan pengobar semangat yang diteriakkan oleh mereka yang agamis dalam berjuang melawan dan mengusir penjajah dari keinginnanya bercokol kembali di Surabaya pada 1 November, yang kemudian diperingati sebagai hari Pahlawan.
Makin jelas bahwa Pancasila tidak perlu terlalu diribut-ributkan hanya sebagai sebagai sebuah teori, sebab Pancasila telah lama mendarah daging di jiwa dan sanubari bangsa ini, hingga berhasil merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.
Patut menjadi sebuah tanda tanya besar bila ada pihak-pihak yang terkesan membuat jurang pemisah antara kaum agamis dan pancasilais, Ada misi terselubung apa? Â Mungknkah ada misi menawarkan dagangan yang lebih tok cer dari agamis dan pancasilais? Sebab jika terus menerus terjadi pertikaian antara kaum agamis dan kaum pancasilais, maka akan menimbulkan kejenuhan dalam masyarakat, yang berujung peralihan pilihan publik pada tukang adu domba yang menjual dagangan ideologinya.
17 Agustus 2021, memang kita 17an di rumah, tapi jamgan lupa, bahwa kini saatnya bangsa Indonesia bersatu kembali mempertahankan kemerdekaan negeri ini, dengan tidak mudah terprovokasi oleh berbagai upaya propaganda untuk memecah kaum agamis dan pancasilais, sebab agamis dan pancasilais sejatinya adalah satu kekuatan pemersatu yang ingin diambil alih dari negeri ini oleh penjajahan ideologi tukang adu domba.
Mari satukan kekuatan, bahu membahu menyelamatkan negeri ini!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H