Apakah yang saya lakukan itu perselingkuhan jika saya tak pernah menganggap hubungan kami sebagai cinta, tapi dia tetap menuduh saya melakukan cinta segitiga.
Setelah hubungan yang aneh dan tak bisa saya pahami sebagai sebuah cinta namun dia putuskan, saya baru menyadari bahwa dia sangat baik, perhatian, serta sangat menyayangi.
Tapi entah kenapa saya tak pernah berniat untuk menjelaskan kejadian sebenarnya, ataupun berusaha memperbaiki keadaan, padahal saya yakin S menginginkan kami bersama lagi, tapi mungkin karena saat itu saya masih sangat bocah, sehngga tak ada keinginan sama sekali untuk memperbaiki hubungan itu.
Setelah dianggap putus dengan S, saya kian akrab dengan teman cowok berinisial I yang lumayan usianya terpaut jauh karena dia sudah kuliah, sementara saya masih SD kelas 6, dan sekali lagi saya dicintai sepihak tanpa saya tahu kalau dicintai.Â
Tak pernah ada ungkapan resmi tentang sebuah hubungan, jadi saya tidak pernah serius dalam menjalani hubungan dengannya. Semuanya berjalan enjoy-enjoy saja, relax, tanpa beban.Â
Hingga suatu malam saat acara party kumpul-kumpul dengan teman banyak, seorang cowok mengajak berbincang , dari sorot matanya saya bisa membaca isyarat cinta, hingga perbincangan larut dan mencair, tidak disangka tiba-tiba I mendatangi kami berdua.
Saya yang merasa tidak ada ikatan dengan I bersikap biasa saja, namun tak disangka saat itu juga dia menunjukkan kecemburuannya dengan menyebut saya telah mengingkari janji bersamanya.
Saya cuma bengong tak dapat berkata apa-apa karena tak pernah merasa berikrar cinta bersamanya, runyam! Dengan mata berkaca-kaca dan mulut bergetar I berlalu cepat meninggalkan kami.
Cowok yang baru saya kenal tampak tak merasa bersalah dengan kejadian itu, justru dari sikapnya terbaca kegembiraan karena melihat peluang untuk mengungkapkan perasaannya makin terbuka lebar. Saat itu saya hanya terdiam dalam tanda tanya, benarkah telah melakukan cinta segitiga?
Cara mengantisipasi cinta segitiga
Lalu seperti apa sih sehatusnya kita menyikapi cinta? Memang serba salah, di satu sisi ingin setia, namun terkadang ada tanda tanya, jangan-jangan berada di posisi yang diduakan dan seterusnya.