Sebetulnya dia rela mengorbankan keyakinan agamanya untuk mengikuti keyakinan agamaku agar aku tak meutuskan cintanya, tapi aku justru yang menolaknya, sebab aku tak yakin dengan sebuah perpindahan keyakinan agama hanya karena mencintai seseorang, pastilah tak ada ketulusan murni pada Tuhan, aku tak mau ada permainan keyakinan hanya karena mengatasnamakan cinta.
Namun dari sekian waktu setelah memutuskan jalinan hubungan yang erat itu, ada beberapa kesimpulan yang mampu kupetik, diantaranya:
Tak semua pria bule sontoloyo
Pandanganku selama ini menjebakku pada pemikiran sempit bahwa pria bule pasti playboy dan penipu,ternyata tidak terbukti, entah para pria-pria bule lainnya, tapi mantan kekasihku ternyata tak seperti itu, jadi mungkin bila ada pria bule setia, mungkin dia adalah pria langka.
Komitmen menjaga kesucian
Sejak pertama mengenal hingga kemudian bertunangan, lalu putus, aku baru tahu bahwa ternyada ada pria bule yang mampu menjaga kesuciannya. Sebab bukan rahasia lagi bila kehidupan cinta di barat sangat bebas, namun berbeda dengan mantan tunanganku, mungkin keteguhan agamaku membuat dia mengambil langkah menghormati perbedaan.
Berpikiran terbuka
Satu hal yang menyenangkan saat menjalin hubungan dengan pria bule adalah pemikirannya yang terbuka dan tak berpandangan sempit, mereka sangat menghargai wanita, dan selalu enak diajak diskusi, tidak ada ngeyel atau gontok-gontokan seperti saat berhubungan dengan pria lokal, meskipun tak menutup kemungkinan ada juga pria lokal berpikiran terbuka.
Meningkatkan kepercayaan diri
Menjalin hubungan khusus dengan pria bule menambah tingkat kepercayaan diri, sebab dengan penerimaan pemikiran, ide baru yang dihargai, empati yang tinggi, bukan hanya sebuah hubungan saling mempercayai satu sama lain, tapi juga persahabatan erat yang terjalin.
Setelah pertunangan yang putus, tiba saatnya bagiku untuk introspeksi diri dan menikmati hari-hariku kembali, meski aku tahu pria Irlandia dengan pupil mata biru itu tetap menunggu dan mengharapkanku.Â