Mohon tunggu...
falenzky
falenzky Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dibalik Kehebatan Pahlawan Tanpa Jubah Part 8

4 April 2024   10:45 Diperbarui: 4 April 2024   11:56 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan biografi pendidik yang menunjukan mereka adalah manusia yang jarang diketahui perjuangannya. Biografi ini ditulis bukan hanya untuk memenuhi tugas tapi juga untuk mengetahui siapa sebenarnya orang hebat ini.

Anindita Lintangdesi A., M.Si

Anindita Lintangdesi Afriani, M.Si. atau biasa dipanggil Kak Lintang adalah salah satu dosen yang mengajar di jurusan Ilmu Komunikas UPN "Veteran" Jakarta. Kak Lintang lahir di Bogor, 2 Desember 1994. Kak Lintang menjalani perkuliahan program studi S1 Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi di Institut Pertanian Bogor dan melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Indonesia program studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Menurut Kak Lintang dosen adalah profesi yang harus menjalankan Tri Dharma perguruan tinggi yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, serta Pengabdian kepada Masyarakat.

Riwayat Pendidikan

  •  S1 -- Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Institut Pertanian Bogor
  • S2 -- Ilmu Komunikasi, Universitas Indonesia

Perjalanan Karir

Setelah lulus S1 pada tahun 2017 awalnya Kak Lintang bingung ingin lanjut kerja atau lanjut pendidikan, akhirnya Kak Lintang memutuskan untuk lanjut pendidikan S2. Awalnya Kak Lintang berpikir untuk menjadi dosen itu harus pintar dan memilih lanjut kuliah, biasanya kualifikasi apapun itu harus S1 jika S2 biasanya pengalaman. Sebelumnya Kak Lintang berpengalaman menjadi asisten praktikum penelitian sehingga berpikir kalau menjadi dosen kurang lebih nuansa nya akan seperti itu. Setelah lulus S2 ada lowongan yang akhirnya Kak Lintang memutuskan untuk menjadi dosen di tahun 2019.

sumber pribadi
sumber pribadi

Pekerjaan Sebagai Dosen

Perjalanan karir Kak Lintang sebagai dosen pertama kali di STIKOM InterStudi, Jakarta Selatan lalu yang kedua di Universitas Pakuan, Bogor dan yang terakhir di UPN "Veteran" Jakarta. Setelah yang terakhir di UPN seperti nya tidak akan lanjut pindah mengajar lagi tapi ada keinginan untuk lanjut pendidikan.

Menurut Kak Lintang yang paling berpengaruh dalam menentukan pilihan untuk menjadi seorang dosen adalah Ibu, karena Ibu dari Kak Lintang juga berprofesi sebagai dosen, jadi diarahkan untuk menjadi dosen saja dan Kak Lintang juga berpikir seperti nya seru karena Kak Lintang sendiri juga memiliki pengalaman mengajar saat mengikuti volunteer dan merasa mengajar itu seru. Walaupun Kak Lintang merasa mengajar itu seru, Kak Lintang berpikir dirinya apakah mampu atau tidak jika menjadi dosen karena menjadi dosen itu bukan hanya mengajar tetapi juga penelitian dan pengabdian, sampai sekarang Alhamdulillah bisa survive dan yang paling utama itu di-support oleh Ibu.

Untuk menjadi dosen biasanya juga berdasarkan pengalaman masing-masing orang. Menurut Kak Lintang tantangan menjadi dosen adalah mendidik Kak Lintang merasa masih belum bisa untuk mendidik tetapi untuk mengajar mahasiswa lebih ke sharing supaya mahasiswa paham apa yang disampaikan, bisa dilihat kalau mahasiswa nya paham mereka bisa memberi contoh atau bisa menunjukan hasilnya. Basic nya untuk menjadi seorang dosen menurut Kak Lintang adalah mau untuk bisa menjelaskan dan memberikan pelajaran secara bertahap kepada mahasiswa, dosen juga membantu mengasah dan memperkenalkan cara-caranya. Mindset Kak Lintang adalah willingness untuk mengajar dengan sharing supaya mahasiswa paham, hasilnya nanti bagus atau tidak kemungkinan hal tersebut ada faktor dari mahasiswanya sendiri, dan yang terakhir adalah harus sabar tetapi memang semua pekerjaan itu harus dijalankan dengan sabar dan ikhlas.

Selama menjalani profesinya sebagai dosen Kak Lintang merasa senang karena bisa berbagi ilmu, apa yang dipelajari bisa dibagikan ilmu nya apalagi kalau mahasiswanya kooperatif, kalau ada yang nanya atau berpartisipasi rasanya seperti apa yang sudah diajarkan bisa dipahami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun