Mohon tunggu...
Falah Yu
Falah Yu Mohon Tunggu... Guru - ngajar

suka sama cerita horor.cerpen.puisi.cerbung.humor

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Secangkir Bumi dalam Panas

28 November 2024   12:45 Diperbarui: 28 November 2024   12:53 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Secangkir Bumi dalam Panas sumber oleh gambar Imagine AI oleh Falah Yu


Secangkir Bumi dalam Panas

oleh: Falah Yu

Di masing- masing tegukan kopi pagi, hangat menyelimuti
Bumi meringik, sebab panas terus membara
Keringatnya mengucur, bagaikan uap dari cawan hitam
Meneteskan rasa getir yang tidak sempat hilang
Hutan rimbun berganti, jadi abu serta bara
Merindu hijau dedaunan, yang saat ini tinggal cerita

Secangkir kopi malam, mengiringi malam yang gelisah
Panas bumi tak kunjung surut, menciptakan keresahan
Aromanya memudar, bagai harapan tanpa perubahan
Tetapi masing- masing tegukan, terdapat kehangatan yang mau disimpan
Bersama mimpi serta doa, menanti pagi yang lebih sejuk
Sebab rindu akan bumi yang hijau, selalu menyala dan tak pernah padam

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun