Selain itu peserta didik bisa menjadi duta anti-kekerasan di satuan pendidikan.Mereka dapat menyebarkan pesan-pesan positif tentang perlunyanya menghormati satu sama lain dan menolak kekerasan. Melalui kampanye-kampanye di satuan pendidikan, peserta didik dapat mengajak teman-teman mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang mendukung lingkungan yang aman dan inklusif.
Keterlibatan peserta didik dalam pencegahan kekerasan juga dapat memperkuat rasa komunitas di satuan pendidikan. Ketika peserta didik merasa bahwa mereka memiliki suara dan dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik, mereka cenderung lebih terikat dengan satuan pendidikan dan teman-teman mereka. Ini dapat mengurangi rasa keterasingan yang sering kali menjadi penyebab kekerasan.
Kerjasama dengan Masyarakat dan Orang Tua
Kerjasama antara satuan pendidikan, masyarakat, dan orang tua dalam upaya pencegahan kekerasan di satuan pendidikan. Masyarakat memiliki peran yang sangat berarti dalam membentuk nilai-nilai dan norma yang dapat mempengaruhi perilaku anak-anak. Menurut riset Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, keterlibatan masyarakat dalam program-program pendidikan dapat mengurangi insiden kekerasan di satuan pendidikan hingga 30% (LPPM, 2021).
Program kemitraan antara satuan pendidikan dengan LSM untuk mengedukasi peserta didik dan orang tua tentang dampak kekerasan. Contoh mengadakan seminar tentang kekerasan dalam rumah tangga dan dampaknya pada anak-anak dapat membantu orang tua memahami perlunyanya menciptakan lingkungan yang aman di rumah. Dengan memberikan informasi yang tepat, diharapkan orang tua dapat lebih peka pada perilaku anak-anak mereka dan mengambil tindakan yang tepat.
Satuan pendidikan mengajak orang tua untuk berpartisipasi dalam kegiatan satuan pendidikan, seperti pertemuan rutin atau acara-acara yang melibatkan peserta didik dan keluarga. Keterlibatan orang tua dalam kegiatan satuan pendidikan dapat meningkatkan komunikasi antara satuan pendidikan dan rumah, sehingga memudahkan deteksi dini terhadap masalah yang mungkin dihadapi peserta didik.
Disamping itu, masyarakat berperan dalam menciptakan lingkungan yang aman untuk anak. Melalui pelibatan tokoh masyarakat, pemuda, dan organisasi lokal, satuan pendidikan dapat mengembangkan program-program yang mendukung pencegahan kekerasan. Misal, program olah raga atau seni yang melibatkan peserta didik dari berbagai latar belakang, ini dapat membantu membangun hubungan yang lebih baik antar peserta didik dan mengurangi kecenderungan kekerasan.
Penggunaan Teknologi
Teknologi merupakan alat yang efektif untuk pencegahan kekerasan di satuan pendidikan. Dengan semakin berkembangnya teknologi, satuan pendidikan dapat memanfaatkan berbagai platform digital untuk mendukung upaya pencegahan kekerasan.
Media sosial dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan pesan-pesan positif tentang anti-kekerasan. Satuan pendidikan dapat membuat kampanye di media sosial yang mengajak peserta didik untuk berbagi pengalaman positif dan mendukung satu sama lain. Kampanye di media sosial dapat meningkatkan kesadaran dan mengurangi insiden kekerasan di kalangan remaja.
Memanfaatkan platform e-learning, satuan pendidikan dapat menyediakan materi tentang pencegahan kekerasan yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja. Ini memungkinkan peserta didik dan guru untuk belajar dengan cara yang lebih fleksibel dan interaktif.
Perlu untuk diingat bahwa teknologi juga dapat menjadi alat yang digunakan untuk melakukan kekerasan, seperti cyberbullying. Oleh karena itu, pendidikan tentang penggunaan teknologi yang aman dan bertanggung jawab sangat perlunya. Satuan pendidikan perlu memberikan pelatihan tentang bagaimana menggunakan teknologi secara etis dan menghindari perilaku yang merugikan.