Mohon tunggu...
Falah Yu
Falah Yu Mohon Tunggu... Guru - guru

saya guru SMK di Samarinda kota penyangga IKN, suka catat mencatat tulis menulis ketik mengetik kata mengata omom mengomon

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Angsa-Angsa Penaut 2 Hati

16 September 2024   09:11 Diperbarui: 16 September 2024   12:54 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kurniawan dan Siti dikejar Angsa diolah dari Playground AI oleh Falahyu

Kurniawan tergesa-gesa mengeluarkan kendaraan dari dapur rumah. Ia naiki Vespa sambil menikmati pedesaan Lempake yang dikelilingi deretan sawah hijau dan dataran tinggi walaupun bukan menjulang seperti gunung-gunung di Jawa. Ia coba nikmati desanya dan sambil berpikir siapa tahu sawah-sawah ini lama-lama akan hilang dan menjadi perumahan, kota Samarinda selalu berkembang sehingga perumahan bertumbuh dengan leluasa. Ia seorang mahasiswa semester 6 tumbuh mulai lahir hingga besar di desanya. Dia dikenal sebagai sosok yang ceria dan humoris dikalangan teman-temannya. Minggu sore yang cerah ini, ia memutuskan untuk mengajak teman dekatnya, Siti, pergi berkeliling desa dengan Vespa bututnya. Siti adalah gadis manis yang selalu bisa membuat Kurniawan tersenyum dengan candanya.

Sore itu, dibawah sinar matahari yang mulai redup dan langit yang berwarna oranye keemasan, Kurniawan dan Siti berboncengan dengan Vespa menuju pinggir sawah. Angin sepoi-sepoi menerpa wajah mereka, dan Kurniawan bisa merasakan jantungnya berdetak lebih cepat setiap kali ia mencuri pandang ke arah Siti. Dia cantik dengan rambut panjang terurai, dan senyumnya selalu membuat suasana menjadi ceria. Dia bersyukur punya sahabat seperti Siti ini, dulu sama-sama satu kelas, satu sekolah di SMA Negeri 9, sekarangpun masih satu kampus di UMKT walau beda jurusan.

Asal muasalnya perasaan tidak ada apa-apa, hanya perasaan seperti bertemu dengan teman dekat biasa, namun akhir-akhir ini merasakan perasaan yang belum pernah ia alami sebelumnya. Setiap kali ia melihat Siti, jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya. Tatapan matanya tak pernah lepas dari sosok gadis itu, dan senyumnya yang sederhana membuat dunia Kurniawan terasa lebih cerah. Saat Siti berbicara, Kurniawan mendapati dirinya terpesona oleh cara gadis itu berkomunikasi. Suaranya lembut, penuh perhatian, seolah-olah setiap kata yang keluar dari mulutnya adalah melodi yang menyentuh hati.

 

Mereka tiba di tepi sawah yang luas, dimana padi-padi mulai menguning siap untuk dipanen. Kurniawan menghentikan Vespanya dipinggir sawah dan meminta Siti turun untuk mengambil foto. "Kayaknya Instagram kita butuh pemandangan seindah ini," ujarnya sambil tersenyum lebar. Siti pun setuju dan berpose dengan latar belakang sawah yang indah.

Namun, tidak ada yang menyangka, tiba-tiba sekelompok angsa yang biasanya tenang mulai berlari menuju mereka. Mungkin karena terlalu dekat dengan sarang mereka, angsa-angsa itu berteriak dan mengibaskan sayapnya, seolah-olah memberi peringatan. "Aduh, Wan! angsanya marah!" teriak Siti sambil tertawa ketakutan."Wan! angsa-angsa itu ngejar kita!!"

Kurniawan kaget, menoleh ke belakang, "lho, lho, lho, kenapa mereka marah? Apa aku salah parkir di wilayah mereka atau gimana, nih?!, jangan khawatir! Kita lari saja!" teriak Kurniawan dengan detak jantungnya makin meningkat. Mereka pun melompat kembali ke Vespa. Kurniawan menghidupkan Vespa dan melesat pergi, tetapi angsa-angsa itu tak mau kalah. Mereka mengejar dari belakang, menciptakan momen yang sangat lucu dan kacau.

Selama perjalanan melarikan diri, Siti tak bisa menahan tawanya. "Kamu bawa angsa-angsanya ke sini! Kita jadi artis film komedi!" Kurniawan ikut tertawa, sambil sesekali melirik kebelakang untuk memastikan angsa-angsa itu tidak terlalu dekat. "Kalau mereka menangkap kita, kita akan jadi sarapan mereka!" ujarnya dengan geli.

"Huh, untung selamat... Tapi, aku nggak akan pernah lihat angsa dengan cara yang sama lagi", kata Siti.

"Sama, setiap lihat angsa, aku bakal inget balapan liar hari ini. Kita resmi jadi 'buronan angsa'!", kata Kurniawan sambil tertawa.

"Demi keselamatan kita, lain kali bawa roti buat suap mereka aja!", kata Siti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun