Mohon tunggu...
Falah Yu
Falah Yu Mohon Tunggu... Guru - guru

saya guru SMK di Samarinda kota penyangga IKN, suka catat mencatat tulis menulis ketik mengetik kata mengata omom mengomon

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Angsa-Angsa Penaut 2 Hati

16 September 2024   09:11 Diperbarui: 16 September 2024   12:54 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kurniawan dan Siti dikejar Angsa diolah dari Playground AI oleh Falahyu

Mereka berdua tertawa lepas, sambil melanjutkan perjalanan di atas Vespa dengan hati yang lega. Mereka berputar-putar di sekitar sawah, dan kebisingan angsa semakin jauh. Kurniawan memperlambat laju Vespa dan mereka tertawa lepas. Suasana sore itu terasa penuh keceriaan, ditambah dengan langit yang semakin gelap dihiasi matahari tenggelam ke ujung bumi. Merasa aman dari kejaran, mereka memutuskan untuk berhenti sejenak di tempat yang sedikit lebih tinggi, dimana mereka bisa melihat keseluruhan area sawah.

"Lihat, Siti! Betapa indahnya sore ini," kata Kurniawan sambil menunjuk kearah persawahan yang membentang dan langit di ufuk barat yang memerah.

"Iya, Wan. Ini momen yang sempurna. Aku senang bisa melakukannya bersamamu," jawab Siti dengan tulus. Kurniawan merasakan momen itu begitu spesial. Ia terkejut melihat Siti yang selalu ceria itu kini berbicara dengan lembut. Mereka duduk berdua, saling bercerita dan bercanda, sambil menikmati suara alam sekitar.

Satu momen yang tidak terlupakan adalah saat Kurniawan memberanikan diri untuk menggenggam tangan Siti. "Mungkin kita bisa melakukan ini lagi, dan mungkin dengan cara yang lebih santai tanpa gangguan angsa?" kata Kurniawan dengan sedikit gugup. Siti menatap Kurniawan dan tersenyum, "Kenapa tidak? Ini sangat menyenangkan!"

Namun, dibalik semua kebahagiaan itu, ada rasa takut yang samar. Kurniawan khawatir apakah perasaannya akan terbalas. Ia terlalu malu untuk mengungkapkan perasaannya langsung, takut bahwa persahabatan mereka akan berubah jika ia melakukannya.

Hatinya dipenuhi rasa manis setiap kali Siti berada di dekatnya, tetapi juga rasa cemas ketika ia memikirkan kemungkinan penolakan. Perasaan Kurniawan adalah campuran antara harapan yang membuncah dan kekhawatiran yang tak dapat ia hilangkan begitu saja.

Saat menjelang Maghrib, Kurniawan dan Siti pun memutuskan untuk kembali ke rumah. Meski perjalanan pulang tidak dikejar oleh angsa, kenangan akan kejar-kejaran dan tawanya akan selalu tertinggal di hati mereka. Kurniawan mengantar Siti pulang sambil menggenggam tangannya erat, seolah-olah tak ingin kehilangan momen berharga itu.

Hari itu menjadi awal dari banyak cerita indah antara Kurniawan dan Siti, dan mereka tahu bahwa meskipun angsa menjadi 'penghalang' ditengah perjalanan mereka, itu adalah salah satu pengalaman yang akan selalu mereka kenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun