Mohon tunggu...
Falahuddin Qudsi
Falahuddin Qudsi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah di Al-Azhar Center for Translation-Mesir

Minat pada studi manuskrip Arab kuno (Filologi), menulis opini sosial keagamaan dan politik timteng sekedar oleh-oleh saja.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menangkap Pesan Gus Dubes Tunisia Kala Menengok Mahasiswa "Majlis Taklim" di Cairo

9 Mei 2022   20:33 Diperbarui: 9 Mei 2022   21:51 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dubes-pcinu-62792a09d7e3735cbc455ec2.jpeg
dubes-pcinu-62792a09d7e3735cbc455ec2.jpeg
(1)

DINGIN kota Kairo purna diakhiri bulan Ramadhan yang sungguh luar biasa; awal musim semi Kairo tahun ini terbilang istimewa setelah Kementrian Wakaf Mesir kembali membuka situs-situs ziarah makam Awliya`.Tepat sehari setelah perayaan Idul Fitri pasca pandemi, 3 Mei 2022, pesawat yang membawa Gus Dubes Tunisia Zuhairi Misrawi & Ibu Dubes Nurul Jazimah beserta keluarga, mendarat di Bandara Cairo. Tidak seperti kunjungan tahun-tahun sebelumnya, ke-rawuh-an Gus Dubes kali ini juga berbeda karena pengabdian istimewanya bagi negara sebagai Dubes LB-BP Tunisia.

Beberapa jam setelah Gus Dubes tiba di Wisma Duta KBRI Kairo, saya bersama Dr. Mustofa Abdurrahman (Wartawan Senior Kompas), mengunjungi Gus Dubes. Ini setelah 10 tahun akhirnya kami bisa kembali bersilaturrahim. Tentu saja saya hanya penikmat biasa di pertemuan itu, mendengar kisah sukses keduanya di bidang masing-masing, bernostalgia, seni diplomasi ala Gus Dur pun tidak luput dari perbincangan, dan sesekali ditimpali candaan khas Gusdurian yang biasa merenyahkan suasana obrolan antara Mas Dubes ZM dan Pak Mus.  

Gus Dubes cerita kalau kunjungannya ke Mesir atas masukan dari Ibu Dubes, Ustzah. Nurul Jazimah yang juga mantan Ketua Wihdah PPMI saat belajar di Al-Azhar Al-Syarif. Agenda ke Mesir pasca penempatannya di Tunisia, sangat tepat, di mana Gus Dubes dapat berziarah ke Imam Syafi'i, Al-Azhar Al-Syarif dan tentunya kepada Sayiduna Imam Husein ra. di tahun pertama tugasnya.  
         
Sekitar 40 menit berselang dari obrolan, giliran perwakilan pengurus Ikatan Keluarga Besar AL-AMIEN PRENDUAN (IKBAL) Madura, juga datang berkunjung. Ini adalah organisasi almamater Gus Dubes selama mengenyam pendidikan di Al-Azhar Al-Syarif. Kami pun berpindah tempat dan melanjutkan obrolan di ruang resepsionis KBRI Kairo selama 20 menit. Tak begitu lama, kami pamit karena Gus Dubes masih ada pertemuan dengan penasehat Mesir 1 berserta dosen Al-Azhar Al-Syarif.    

(2)

Silaturrahim Gus Dubes ke Sekretariat IKBAL Madura menjadi agenda pertama 'blusukannya' di Mesir, di hadapan alumni dan simpatian AL-AMIEN Madura, beliau bercerita bahwa dengan dasar-dasar yang dibekalkan oleh para Kiai Al-Amien lah, terlebih Kiai Idris rahimahullah, ZM dulu kini mendapat tugas sebagai Dubes, Kiai Idris banyak memotivasinya untuk belajar ke Al-Azhar Al-Syarif, belajar sungguh-sungguh dan pesannya selalu 'jangan berhenti membaca'.  

Selama kurang lebih 1 jam 30 menit acara berlangsung dengan penuh keakraban, motivasi dan nilai-nilai kebersamaan antara alumni lebih banyak ditekankan, termasuk penguatan basik intelektual dan keulamaan bagi calon alumni Al-Azhar Al-Syarif yang harus dipersiapkan.

Agenda pertemuan berikutnya ke Sekretariat Forum Silaturrahim Keluarga Madura (FOSGAMA), di sini Gus Dubes menyampaikan kesannya yang mendalam karena selama mengenyam pendidikan di Al-Azhar Al-Syarif, FOSGAMA dianggap banyak membantunya termasuk berangkat Temus sebelum akhirnya kembali ke tanah air. :-)

(3)

Pertemuan pamungkas yang saya ikuti berikutnya adalah silaturrahim Gus Dubes ke Sekretariat PCI-NU Mesir. Disambut Sekjen. PCINU, Ketua GP-Ansar Gus Hilmi Cipulus, Koord. Lakpesdam, Koord. SAS Center, dan Ketua Banser Mesir, obrolan kami berlangsung santai-serius dan seperti biasanya diselipi ger-geran ala NU. Haha-Hihi :-)

"Sebenarnya saya tidak mau datang ke NU, tapi mau datang ke Muhammadiyah", candanya membuka kopdar disambut tawa pengurus yang hadir.

Selain memotivasi pentingnya menggalakkan kajian, mengasah kritisisme yang konstrtuktif, beliau bercerita tentang kegiatan PCI-NU Tunisia yang saat ini sedang digemblengnya terutama menghidupkan kultur keilmuan, Gus Dubes juga menyemangati agar melanjutkan studi S2 ke Tunisia dan S3 ke Barat untuk menghilangkan dikotomisasi antara alumni Timur & Barat, sehingga dapat mengimbangi mereka dan tidak diremehkan alumni Barat.

"Kemarin ketika Lutfi Syaukani nulis 'Majlis Ta'lim', saya cuma komen, 'halo bro, apa kabar?', langsung diam gak berkutik". Disambut tawa audiens. Hehe...

Gus Dubes kembali menekankan agar kawan-kawan NU banyak membaca dan rajin kuliah, datang pertama saat kajian dan kuliah di kampus. Agar mengasah kebiasaan tulis menulis, sehingga siap pakai ketika pulang ke tanah air. Selain itu, Gus Dubes juga cerita bagaimana dia memulai pembersihan makam Al-'Allamah Al-Mufassir Tunisia Thahir bin 'Asyur bersama PCI-NU Tunisia, dan mendorong mahasiswa Tunisia mendirikan komunitas _'Asyurian_ untuk menghidupkan pemikiran dan metodologi Syaikh Thahir bin 'Asyur dalam bidang tafsir dan Maqasid Syariah.

"Ambil jika ada yang baik dari saya, dan apabila ada yang buruk buang ke tong sampah. Ro`yi Khoto` Yahtamilus Showab, Wa Ro`yuka Al-Showab Yahtamilul-Khoto`, demikian kata Imam Syafii", pungkasnya menutup perbincangan sore itu di Aula KAHHA PCI-NU Mesir.    

(4)

Bagi kami, kunjungan Gus Dubes ZM ke Mesir ini sekaligus memberikan pesan hubungannya yang sangat kuat dengan Al-Azhar Al-Syarif, tempat dirinya ditempa selama 5 tahun di Kairo, dan sejumlah wadah paguyubannya dulu. Gus Dubes juga mengagumi pemikiran Grand Syaikh Al-Azhar, Syaikh Ahmad Al-Thayeb bahkan memotivasi kawan-kawan untuk membuat semacam komunitas 'Thayyibian' sebagai ruang pelestarian buah pemikiran progresif GSA. Syaikh Ahmed Thayeb yang banyak berkontribusi untuk dunia Islam dan kemanusiaan global.

Wal-Akhir, Man Lam Yasykurinnas Lam Yaskurillah, saya ucapkan terima kasih Gus Dubes, sudah menengok kami jamaah 'Majlis Taklim' Al-Azhar, semoga senantiasa dimudahkan dalam mengemban amanah.
 
Alhamdulillah, Gus Dubes sedang dan inshaAllah akan terus memberikan kontribusi nyata khususnya bagi Al-Azhar, salah satunya melalui karya: Al-Azhar; Menara Ilmu, Reformasi & Kiblat Keulamaan (2010). Ini cukup menjawab dedikasinya kepada almamater Al-Azhar Al-Syarif sebagai pusat sumber keilmuan Islam yang tidak akan ada habisnya, yang dari sini lahir generasi ulama & umara di pentas nasional; sebut saja tokoh-tokoh lainnya semisal: (alm.) Gus Dur, (alm.) Prof. Huzaemah T. Yanggo, Gus Mus, (alm.) Kiai Syukri Zarkasyi, Kiai Hasan Abdullah Sahal, Prof. Quraisy Shihab, Dr. Alwi Shihab, TGB. DR. Zainul Majdi, DR. Mustofa Abdurrahman, DR. Hj. Faizah Ali Sibromalisi, DR. Mukhlis M. Hanafi, DR. Abdul Ghafur Maimoen, Nyai Hj. Badriyah Fayumi, DR. Afifuddin Dimyathi, DR. UAS, DR. Yunus Masrukhin, DR. Ahmad Ikhwani, serta stok nama-nama alumni lainnya yang sudah berkiprah sesuai kapasitas di bidangnya. Wallahu wa Rosuluhu A'lam bis-Showab.()

Cairo, 9 Mei 2022.
Falahuddin Qudsi
(Presiden PPMI Era Revolusi Mesir 2010-2011)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun