Hallo sahabat-sahabat, bagaimana kabar?
Mungkin saat membaca rekleksi sederhana ini sahabat-sahabat sedang sibuk dengan rutinitas kantor yang serba deadline, atau sedang menjalani hari-hari yang penuh tekanan dari atasan, atau mungkin sahabat-sahabat masih dan sedang berproses sebagai kader PMII yang masih semangat membaca buku dan masih istiqomah melawan. Semoga kita semua senantiasa sehat serta mulia.
Mari kita mulai catatan refleksi ini dengan melihat diri kita masing-masing. Di mulai dari saya dan akan berakhir di anda. Sebagai kader PMII yang sudah tidak lagi terikat dengan struktur, saya menjalani hari-hari penuh dengan kerinduan. Rindu membaca buku bersama, diskusi, dan melakulan aksi-aksi sebagai bentuk protes.
Saya punya kerinduan itu, sangat besar. Lalu, apakah saya sudah tidak lagi melakoni hal-hal yang saya sebutkan di atas? Jawabanya masih, hanya saja ruang dan kesempatan sudah berbeda. Saya merindukan masa-masa saat mengurusi pikiran dan gerakan Rayon, Komsat, dan Cabang. Untuk kopri, anda punya ruang tersendiri. He he
Mungkin, jika waktu bisa diputar kembali, saya ingin menulis banyak essay semasa di Rayon, atau mungkin saya ingin menulis banyak lirik lagu-lagu perjuangan dan barangkali lirik lagu saat patah hati gara-gara kopri atau sebaliknya (sedang kasmaran), begitupun jika seandainya waktu bisa di putar kembali ke masa mengurusi Cabang, saya ingin terus memotivasi sahabat-sahabat untuk memproduksi banyak Buku. Buku apa? Terserah, yang penting terus berproduksi.
Saya ingin sekali, anggota Rayon bisa berprestasi di bidang minat dan bakat yang mereka senangi. Saya ingin ciptakan anggota Rayon yang berprestasi pada lomba kaligrafi, lomba standup Comedy, lomba nok-nok dan lomba-lomba yang lain.
Lalu bagaimana dengan aksi-aksi? Jawabnya juga demikian, jika waktu bisa di putar kembali, saya ingin benar-benar belajar tuntas tentang issu dan medan yang akan saya hadapi, pintu-pintu mana saja yang harus saya ketuk, dan nama-nama mana saja yang harus saya dekati, agar advokasi yang kita maknai sebagai jalan untuk membela dan mendampingi rakyat benar-benar kita selesaikan hingga ke akar paling akar. Tidak semata hanya menjadi ruang kelas baru bernama "tanah sengketa".
Bayang-bayang kerinduan itu memuncak saat saya mulai bertemu banyak sahabat-sahabat yang hari ini secara kuantitas kita merajai kaderisasi di Kampus hijau, jika tidak percaya, silahkan anda masuk di setiap kelas, dan bertanyalah, di sini ada anak PMII? Anda akan menemui jawaban yang saya maksud.
Sampai di sini, apakah yang saya renungi juga sudah anda renungi?
Jika iya silahkan lanjutkan membaca, dan jika tidak, mungkin catatan ini bukan untuk anda baca hingga tuntas. Hehe
Kepada siapa kita berharap?