Benar kita sama-sama memilih islam sebagai keyakinan kita. Tapi dalam proses "berislam", kita mempunyai "corak" yang berbeda, dan itu bagian dari yang tidak bisa terhindarkan sebagai sesuatu yang sunatullah.
Kita adalah orang indonesia yang kebetulan beragama islam, Bukan orang islam yang kebetulan tinggal di indonesia.
Dalam catatan sejarah, islam adalah agama yang datang "belakangan" dibumi Nusantara. Pun dalam proses masuk, dan berkembang secara masif itu tidak seperti membalikan telapak tangan. Simsalabim, jadilah. Tidak!
Dan itu wajib kita sadari betul, bahwa barangkali itulah konsekwensi datang belakangan. Nusantara sebelum islam sudah sangat berperadaban. Keyakinan dan kerajaan mewarnai corak masyarakat Nusantara terdahulu.
Kapitayan sebagai suatu keyakinan (tauhid) sudah ada jauh sebelum Hindu-Budha masif didaratan Nusantara. Ajaran-ajarannya pun sampai saat ini masih menempel dalam rangkain tradisi-tradisi keagamaan yang sering kita lakoni saat ini. semisal, sesajen dan doa selametan.
Kekuasaan kerajaan majapahit, bahkan mampu menaklukan ganasnya lautan dan pulau-pulau seberang yang jauh, yang kini telah menjadi negara tetangga semisal, malaysia.
Islam indonesia, islam unik.
Berangkat dari penulisan sejarah yang banyak menyebutkan, bahwa islam yang datang ke Nusantara tidak hanya dibawah oleh satu golongan, atau dari satu negara tertentu saja. Melainkan, dari berbagai penjuru dunia yang di massa lalu sudah terdahulu menganut ajaran yang dibawah oleh baginda mulia Muhammad SAW.
Dari arab, persia, gujarat, china, hingga yang datang dari Campa. Islam indonesia, menjadi islam yang unik oleh karena islam yang dibawah dari negeri-negeri yang jauh itu, kemudian bertemu dan melebur dengan banyaknya aliran kepercayaan yang sudah lama dan telah mentradisi dibumi Nusantara beratus-ratus tahun bahkan jauh sebelum Hindu-Budha ada dibumi Nusantara.
Semisal, pengaruh dominan dari para migran Campa ke Nusantara selain berupa asimilasi dan sinkretisasi ajaran Islam dengan Kapitayan, juga berupa asimilasi budaya Campa yang terpengaruh Syiah ke dalam tradisi keagamaan Islam di Nusantara.Â
Salah satu tradisi keagamaan muslim Campa yang dianut di Nusantara adalah dianutnya kebiasaan untuk memperingati orang mati pada hari ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, ke-1000, talqin, haul, pemuliaan terhadap ahlul bait, kenduri, peringatan maulid, rabu akhir bulan Safar, asyuro di bulan Muharram yang dijalankan masyarakat muslim Nusantara sejak perempat akhir abad ke-15 (Sunyoto, 2004; Cabaton, 1981; Simuh, 1988; Saksono, 1995).