Kala petang sahut angan yang kian masam
Terbentang alasan, raga meronta unjuk junjung usia
Tajam pandang, rajam kalam menentang lentera rengsa
Pada gelita, varia raga stupa ia bertahta.
Tatkala silam me-reka lelah
Rebahkan angkuh bertilam gaduh
Sarira yang kian rungkuh, merengkuh binar bayang-bayang tanyakan:
Kemana tuah hendak bersauh?
Bila lusa seri redup pendarnya
Dikara pelabur bahtera melarung fatala
Paruh lamunan bertumpu nyala bara
Padamkan muram setakat berkalang tanah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!