Mohon tunggu...
Bumi Dirgantara
Bumi Dirgantara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kontra Muerta

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bait Muara Asa

14 Februari 2021   06:00 Diperbarui: 14 Februari 2021   06:11 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kala petang sahut angan yang kian masam
Terbentang alasan, raga meronta unjuk junjung usia
Tajam pandang, rajam kalam menentang lentera rengsa
Pada gelita, varia raga stupa ia bertahta.

Tatkala silam me-reka lelah
Rebahkan angkuh bertilam gaduh
Sarira yang kian rungkuh, merengkuh binar bayang-bayang tanyakan:
Kemana tuah hendak bersauh?

Bila lusa seri redup pendarnya
Dikara pelabur bahtera melarung fatala
Paruh lamunan bertumpu nyala bara
Padamkan muram setakat berkalang tanah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun