Mohon tunggu...
fakhrul khairum
fakhrul khairum Mohon Tunggu... Mahasiswa - uncuabidin

Mahasiswa HI, UNAND'19

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Falsafah dan Kebudayaan Adat Alam Minangkabau Pada Zaman Sekarang

2 Januari 2022   23:50 Diperbarui: 3 Januari 2022   00:31 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Minangkabau adalah salah satu suku yang ada di Indonesa yang memiliki keunikan tersendiri, seperti  sistem kekerabatan matrilineal dan juga falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS SBK). 

Dari segi sistem kekerabatan, garis keturunan suku Minangkabau ditarik dari garis keturunan ibu dan masih dianut sampai sekarang. Harus kita akui bahwa unsur-unsur kebudayaan selalu berubah dari waktu ke waktu. 

Bagaimana masyarakat Minangkabau dewasa ini mengejewantahkan adat istiadatnya, hal itu tidaklah sepenuhnya sama dengan bagaimana leluhur orang Minang mempraktekkannya pada 100 atau 200 tahun yang lalu. 

Disadari atau tidak, perubahan zaman selalu membawa banyak nilai-nilai dan norma-norma baru. Kemajuan dan perkembangan yang telah lama diterima oleh masyarakat Minangkabau akan terpengaruh dengan nilai-nilai dan norma-norma tersebut.

Dulu Minangkabau dikenal sebagai kota serambi Mekkah, falsafah ABS-SBK seolah menguatkan julukan tersebut. Selain itu nama Minangkabau juga harum ke seluruh penjuru nusantara bahkan mendunia, karena dikenal sebagai pabrik otak. 

Minangkabau sempat pula menjadi pusat ilmu pengetahuan, peradaban dan juga pembaharuan dengan menjamurnya sekolah dan pesantren di ranah ini. 

Para ulama pembaharu dan sejumlah tokoh pun dilahirkan dari ranah Minang ini. Ketokohan mereka yang diakui di pentas naional dan dunia semakin mengharumkan nama Minangkabau.

Minangkabau masa kini hanya tinggal kerabangnya saja. Jangankan diperhitungkan di pentas regional dan internasional, di pandang di pentas nasional saja sudah syukur. Bahkan sempat pula ada orang yang mempertanyakan mana ulama dan tokoh yang berpengaruh yang dilahirkan dari Minangkabau saat ini? Karena memang Minangkabau dulu dan kini tidakklah sama. 

Itu semua terjadi tak lain karena masyarakat tidak lagi setia dengan nilai-nilai adat dan agamanya. Jika kita menyimak berita diberbagai media, sejumlah kelakuan anak muda Minang dan bahkan ada juga orang tua yang mencoreng nama baik Minangkabau. 

Tenda ceper, karaoke yang dijadikan tempat mesum, mobil bergoyang dan sejumlah tingkah laku yang tidak lagi mencerminkan bagaimana adat budaya Minangkabau dan juga ajaran Islam. 

Itu semua selalu menghiasi berita di berbagai media setiap harinya. Boleh jadi, pengaruh globalisasi dengan paham materialismenya telah mendobrak nila-nilai lokal yang ada di Minangkabau. Karena pengaruh budaya barat, akhirnya budaya sendiri ditinggalkan oleh masyarakat Minang.

Bagaimana anak muda minang bisa bangga dengan budayanya sendiri, kalau setiap detik budaya barat selalu disuntikkan kedalam otaknya melalui berbagai media. 

Sistem komunikasi yang semakin cepat dan semakin modern mengakibatkan pengaruh dan perubahan yang sangat besar. 

Melalui sarana komunikasi, pandangan-pandangan, teknologi, gaya hidup, mode, fashion, makanan, musik, film, dan sarana hiburan lainnya bisa diadopsi dengan cepat oleh masyarakat. 

Pada akhirnya apa yang diadopsi tersebut segera menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Dalam konteks ini, budaya populer tumbuh, berkembang dan diadopsi baik secara langsung maupun melalui proses modifikasi. Apabila tidak diansipasi dengan baik, maka akan membawa dampak buruk bagi masyarakat Minang. 

Apa yang masuk melalui berbagai media tersebut bisa dirasakan sebagai cara-cara untuk melemahkan moral. Jika kita merasa bahwa saatnya Minangkabau bangkit, maka kembali kepada falsafah ABS-SBK dapat menjadi salah satu solusinya.

Kebudayaan dan masyarakat adalah ibarat dua sisi mata uang, satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Di samping itu, Minangkabau merupakan kaya akan berbagai macam budaya sosial masyarakat yang unik dan indah serta sangat cocok bagi orang luar yang ingin melihat pesona sosial budaya Minangkabau. 

Kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya lokal sekarang ini terbilang masih sangat minim. Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dan  sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini bukan berarti bahwa tidak boleh  mengadopsi budaya asing, namun banyak budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. 

Seperti masuknya budaya asing yaitu budaya berpakaian yang lebih  mini dan terbuka yang sering dikenal istilah" you can see" dimana tidak sesuai dengan  budaya Minang  yang menganut nilai sopan santun dan ditunjang dengan mayoritas  penduduknya beragama Islam yag menjunjung tinggi cara berpakaian yang dapat  menutup aurat.

Minangkabau merupakan daerah yang mempunyai banyak sekali kebudayaan, yang terdiri dari kumpulan kebudayaan yang ada di seluruh daerah yang ada di Minangkabau. 

Budaya asing terus masuk dengan tidak terbendung ke Minangkabau yang  dapat mengikis ataupun melunturkan budaya lokal yang dimiliki oleh Minangkabau, untuk itu perlunya upaya-upaya penting terus dilakukan dalam menanggulangi permasalahan tersebut sehingga budaya Minangkabau dapat tetap eksis dalam keasliannya walaupun diterpa arus globalisasi.

Berbagai cara dapat dilakukan dalam melestarikan budaya, namun yang paling penting yang harus pertama dimiliki adalah menumbuhkan kesadaran serta rasa memiliki akan budaya tersebut, sehingga dengan rasa memiliki serta mencintai budaya sendiri, orang akan termotivasi untuk mempelajarinya sehingga budaya akan tetap ada karena pewaris kebudayaannya akan tetap terus ada.

Tentu saja falsafah itu tidak hanya sekedar sebutan kosong yang tanpa penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi falsafah itu benar-benar dipraktekkan dalam keseharian. Syariat Islam sebagai bagian yang tak terpisahkan dari falsafah ABS SBK harus tetap didalami sembari mengamalkannya dengan berangsur-angsur. Jangan sampai generasi selanjutnya kehilangan minang dan hanya tinggal kabaunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun