Pesatnya informasi dan teknologi serta inovasi keuangan membuat sektor keuangan perbankan islam bernaung semakin menjadi kompleks, dinamis dan kompetitif. Kondisi ini berpotensi meningkatnya risiko terhadap perbankan islam dimana semua risiko ini mutlak harus di kelola.Â
Bank islam harus lebih memulai mengelola risiko tersebut seperti risiko reputasi contohnya. Manajemen risiko reputasi melibatkan identifikasi, penilaian, pengendalian, dan pemantauan risiko ini sepanjang waktu untuk memastikan bahwa bank tetap stabil dan mempertahankan reputasinya.Â
Pada penelitian terdahulu, terdapat beberapa indikator risiko reputasi pada perbankan. Pertama, transparansi informasi keuangan dan kerjasama dengan pemangku kepentingan. Oleh karena itu, pemilik lembaga harus memastikan untuk menjaga reputasinya dengan tidak melakukan pelanggaran etika bisnis.
Kedua, kredibilitas dari pemilik dan perusahaan yang berkaitan, serta peristiwa yang mempengaruhi reputasi.
Ketiga, materialitas dan frekuensi pemberitaan, jenis media dan jangkauan pemberitaan. Pengelolaan perbankan selama periode penilaian dapat mempengaruhi pemberitaan baik positif maupun negatif terhadap lembaga tersebut.
        Dalam hal ini PT Bank Syariah Indonesia Tbk mendukung pengembangan ekosistem kewirausahaan untuk anak muda melalui program Talenta Wirausaha BSI dan Aceh Muslimpreneur 2023 . Pada program tersebut, sebanyak 27 wirausaha muda dan 15 orang pemenang Aceh Muslimpreneur berhasil terpilih untuk kemudian mendapatkan pendampingan hingga pembiayaan. Amanah inilah yang menjadi spirit BSI untuk terus menjalankan program kewirausahaan salah satunya melalui Program Talenta Wirausaha BSI dan BSI Aceh
Muslimpreneur, tutur dia dalam Awarding Program Talenta Wirausaha BSI dan Aceh Muslimpreneur, Kamis . Dia menjelaskan Program Talenta Wirausaha BSI merupakan program inkubator bagi para wirausaha muda dan muslimpreneur untuk membangun dan meningkatkan kapasitas usaha mereka sehingga mampu bertumbuh, bankable, membuka lapangan pekerjaan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Â
Sedangkan Aceh Muslimpreneur merupakan program serupa, yang khusus diselenggarakan di provinsi Aceh. Kami berharap, adanya program ini dapat memotivasi generasi muda untuk bisa terus scale-up usahanya.
        Adapun kunci tingkatan daya saing Perbankan Syari'ah. Kepala Eksekutif
Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana menyebutkan dua tantangan pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia. Pertama, tantangan struktural, yakni belum ada diferensiasi model bisnis atau produk yang signifikan.
Kedua, kuantitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang masih perlu diperbaiki. Dian menyebutkan perbankan syariah harus melakukan transformasi secara masif, untuk mendukung industri jasa keuangan tanah air.