Hal tersebut tidak bisa dipungkiri timbul penolakan terhadap UAS dikarena UAS sering memasukkan materi ceramah dalam dakwahnya tentang konsep Kepemimpinan Rasulullah SAW dan sahabat, politik islam, serta tersirat kritikan halus untuk pemerintah sembari mengelorakan semangat persatuan umat.
Belakangan ini nama UAS semakin ramai menjadi pembicaraan publik. Hasil Ijtima ulama GNPF yang merekomendasikan UAS dan Salim Segaf Al-Jufri untuk menjadi calon wakil presiden mendampingai Prabowo Subianto.
Pasca dikeluarkanya rekomendasi Ijtima ulama tersebut, dukunganpun mengalir disegala penjuru tanah air. Nama UAS menejadi headline disebagian besar media. Tidak tanggung-tangung berita UAS tersebut juga mendapat rangking terpopuler dibeberapa media online. Bagaikan air bah, semua memberikan respon positif terhadap rencana ini.
Tak beselang lama dengan pengumuman rekomendasi itu dikeluarkan, UAS melalui akun Istagramnya UAS memberikan pernyataan menolak secara sangat santun harapan ulama tersebut. UAS lebih mendukung Salim Segaf Al-Jufri sebagai Cawapres untuk Prabowo.
UAS meyampaikan sikapnya dengan sangan teduh dan rendah hati. "Biarlah saya jadi suluh di tengah kelam, setetes embun di tengah sahara. Tak sungkan berbisik ke Habib Salim, tak segan bersalam ke Jenderal Prabowo" tulis UAS di akun Istagramnya. Kita bisa terjemahkan dari tulisan tersebut bahwa UAS ingin tetap berdakwah mencerdaskan umat dan beliau akan tetap meberikan dukungan dan masukan kepada Prabowo dan calon wakilnya .
Dilain kesempatan UAS juga menyampaikan bahwa, dengan berbekal basis agama biarlah beliau tetap dijalan dakwah yang menajadi citanya  dan orang tuanya dari dahulu. Biarlah tentang urusan politik dan negara diserahkan kepada yang mempunyai basic politik (Prabowo-Salim Al-Jufri).
UAS "Politikus" Ulung
Mengapa penulis berani mangatakan bahwa UAS adalah seorang "politikus" ulung. Perhatikanlah bagaimana beliau bisa mempengaruhi dan menggerakkan umat untuk berbondong-bondong hadir mendengarkan kajianya. Dari sisi wawasan kebangsaan dan nasionalisme beliau juga mempuni.
Dalam berdakwah beliau memperlihatkan bahwa hafalan beliau terhadap sejarah-sejarah dakwah dan sejarah perjuangan para ulama dalam merebut kemerdekaan negeri ini dapat disampaikan dengan baik oleh beliau. Belum lagi beliau selalu mengerti tetang profil sejarah wilayah sesuai dengan tempat beliau berdakwah. Ini menggambarkan bahwa UAS mempunyai wawasan kebangsaan dan nasionalisme yang sangat baik.
Hafalan ayat Alqur'an dan hadis yang kuat, kecepatannya berpikir, dan ketepatannya dalam menjawab pertanyaan. Pemikiran UAS jernih dan landasannya kuat. Kebersihan hatinya dijaga lewat beberapa thariqat tasawuf yang beliau ikuti. Menggambarkan belau adalah seorang pemimpin yang mempunyai kecerdasan akadmik dan emosional.
Keriteria diatas tealah cukup  menggambarkan bahwa beliau adalah politikus yang ulung. Mempunyai pengaruh yang kuat, kecerdasan emosional dan akademik serta mempunyai kekutan ilmu agama yang kokoh. Dengan mempunyai kemapuan diatas maka penulis tidak ragu untuk mengatakan bahwa UAS adalah seorang Politikus dan Pemimpin yang ideal.