Kongres Partai Demokrat rencananya akan digelar bulan Februari 2020. Sangat beruntung Partai Demokrat (PD) yang saat ini dianggap telah memiliki figur Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang layak melanjutkan estafet kepemimpinan partai adalah Partai Demokrat menggantikan sosok ketua umum sekarang Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Keberadaan AHY sebagai salah satu kader PD yang notabene juga anak biologis dan ideologis Ketua Umum Partai Demokrat SBY merupakan anugrah terindah bagi PD.
Sosok AHY sebagai calon pemimpin dan penerus ide dan gagasan kebangsaan SBY. Partai Demokrat akan diuntungkan karena beberapa hal bila AHY menjadi ketua umum.
Pertama, keberadaan AHY sebagai tokoh utama dalam partai akan menghindarkan partai dari timbulnya friksi, faksionalisme hingga konflik-konflik internal partai.
Kedua, AHY terus berkeliling Indonesia mengkonsolidasikan kekuatan struktur dan kader PD. AHY akan mampu menjembatani komunikasi lintas wilayah yang begitu kompleks. Jika komunikasi internal partai lancar, tentunya kekuatan partai akan lebih solid.
Ketiga, hadirnya tokoh sentral seperti AHY dalam kepemimpin partai akan lebih mudah mendongkrak popularitas dan perolehan suara partai. Keberadaan tokoh lebih mudah melekat dan diingat oleh perilaku pemilih ketimbang narasi panjang lebar visi-misi partai politik.
Keempat, keberadaan AHY yang mampu mengkomunikasikan nilai-nilai dasar perjuangan Partai Demokrat akan lebih mudah meraup dukungan massa pemilih pemula, milenial dan swing voters.
Kelima, citra AHY akan lebih mudah ditransfer menjadi citra partai politik. Karena itu, PD harus lebih intensif mengkapitalisasi figur AHY dalam upaya komunikasi politik publiknya.
Keenam, Keberadaan AHY sebagai calon pemimpin masa depan PD harus dioptimalkan untuk mengkonsolidasikan kekuatan partai dan juga memapankan infrastruktur partai.
Ketujuh, AHY tidak memiliki dosa masa lalu kepemimpinanya tiadak akan terkoreksi oleh lawan politik
Kedelapan, figur AHY lebih dikenal sebagai pemimpin muda yang egaliter, berpandangan luas dan terbuka. Ini berguna memperkuat mesin politik PD.
Sembilan, AHY yang lebih terbuka, maka pintu rekrutmen dan kaderisasi akan terbuka bagi semua kalangan, mulai dari kalangan aktivis, birokrasi, militer, dunia usaha, hingga akademisi.
Kesepuluh, AHY tidak memiliki jabatan publik seperti komisaris BUMN, Menteri atau wakil menteri. Hal ini akan sangat berguna bila PD bersikap tentang kebijakan pemerintah.
Kesebelas, AHY tokoh milenial yang disukai semua kalangan baik lawan ataupun kawan. Sehingga PD akan dapat diterima oleh siapapun.
Kedua belas, Pengalaman AHY pada karier Militer akan sangat menunjang ketegasan arah kebijakan partai.
Ketiga belas, AHY sudah membangun pondasi melalui AHY foundation dan membuka jaringan luas diluar struktural partai. Hal demikian akan memperkuat posisi PD dimasyarakat bukan saja diterima oleh internal partai namun ekternal akan mudah menerima.
Keempat belas, AHY bukan anggota legislatif yang waktunya tersita untuk kegiatan keparlemenan. AHY lebih banyak waktu dibandingkan tokoh lain di PD yang menjabat sebagai legislator. Sehingga Day To Day AHY akan memimpin PD lebih maksimal.
Perolehan hampir 10% kursi DPR RI, Partai Demokrat berperan penting dalam keseimbangan politik nasional agar tetap pada rel demokrasi yang seharusnya.
SBY yang masih sehat dalam usianya yang baru 70 tahun, tajam pisau analisanya dan besar pengaruhnya mengisyaratkan mempertimbangkan untuk mundur dari day to day politics.
Padahal politikus-politikus senior lainnya masih bercokol di tahtanya masing-masing dan belum menunjukkan tanda-tanda ingin lengser. Megawati Soekarnoputri, misalnya, dalam usia 71 tahun masih didaulat sebagai Ketua Umum PDIP dalam Kongres bulan Agustus 2019 di Bali, bahkan sebelum menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban. Bulan November 2019, Partai Nasdem dengan bulat mengukuhkan kembali Surya Paloh (68) sebagai Ketua Umum. Partai Gerindra bakal menggelar Kongresnya pada tahun 2020, tapi sejak akhir tahun lalu menguat kabar yang menyatakan seluruh kader menginginkan Prabowo Subianto (68) kembali menjadi Ketua Umum.
Sepertinya SBY ingin menyiapkan suksesi kepemimpinan yang baik sekaligus memberi contoh regenerasi dalam tubuh partai. Ini mengingatkan pada langkah SBY yang berhasil melaksanakan transisi kekuasaan secara damai dan mulus pada tahun 2014 pada Presiden terpilih saat itu Joko Widodo. Dalam sejarah moderen Indonesia, ini yang pertama kalinya terjadi setelah enam kali pergantian Presiden.
Agus Harimurti Yudhoyono, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum, setelah sukses menjalankan amanah sebagai Komandan Tugas Bersama (Kogasma) Pemenangan Pemilu 2019. Sejak mengikuti Pilkada DKI 2017 dan berhenti dari karier militer nama AHY terus berkibar di pentas nasional, lembaga-lembaga survei mencatat elektabilitasnya stabil di angka yang tinggi sampai sekarang.
Kapasitas dan kapabilitas AHY sangat memadai untuk disukai Publik yang lebih senang pemimpin populis. Pengalamanya sebagai mantan perwira militer memimpin selama 16 tahun, AHY sudah tidak bisa diragukan lagi kapabilitasnya.
Partai Demokrat berpeluang untuk menorehkan sejarah jika saat Kongres 2020 nanti mengagendakan pergantian Ketua Umum dan secara aklamasi memilih tokoh muda seperti AHY.
PD akan menjadi partai politik pertama yang melakukan regenerasi dengan mulus, menyesuaikan diri dengan perubahan demografi pemilih, maupun perubahan zaman yang ditandai oleh berbagai perubahan. PD bisa menjadi perubahan tersendiri dalam dunia politik nasional Indonesia.
Partai Demokrat harus menyadari potensi kepemimpinan AHY juga layak diperhitungkan untuk diberi kesempatan berkembang dan membesarkan partainya. Namun, keputusan itu kembali kepada keberanian para kader dan jajaran pengurus di struktur PD di tingkat pusat, daerah hingga cabang.
Jika Ketua Umum DPP PD SBY yang notabene juga ayah biologis dan ideologis AHY memberikan restu dan senantiasa membimbing putranya, maka transformasi dan kebangkitan Partai Demokrat benar-benar akan terjadi di masa depan. Partai Demokrat akan kembali mengalami kejayaan dan keemasan dibawah kepemimpinan tokoh milenial AHY.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H