Mohon tunggu...
Fakhriy Muhammad
Fakhriy Muhammad Mohon Tunggu... -

Saya Mahasiswa FMIPA Biokimia IPB angkatan 2010 (47)

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pembersihan dan Penghijauan

28 September 2013   09:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:17 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tumbuhan memiliki kemampuan untuk menyerap polutan di sekitarnya. Polutan ini pada umumnya adalah polutan kimiawi seperti logam berat dan senyawa organik, Kemampuan ini disebut fitoremediasi. Fito adalah tumbuhan. Remediasi adalah perbaikan.

Senyawa organik atau logam berat tersebut akan diserap dan ditransformasi oleh tumbuhan. Pertama, -senyawa- senyawa tersebut diserap oleh akar. Kemudian, transformasi akan dilakukan oleh sitokrom P450 . Sitokrom ini berperan untuk hiperakumulasi logam berat pada protein glutation. Selain itu, enzim karboksilesterase berfungsi untuk memutuskan ikatan rangkap pada senyawa organik.

Senyawa organik yang umum menjadi pencemar adalah organik aromatik seperti benzena, toluena, naftalena dan fenol. Senyawa- senyawa ini umum pada tumpahan minyak bumi atau residu pestisida. Senyawa aromatik tersebut akan diserap oleh akar. Di dalam akar, senyawa aromatik ini degradasinya akan dibantu oleh bakteri seperti  Pseudomonas, Azospirillum dan Bacillus. Senyawa ini akan diubah menjadi trikloroetilena. Senyawa tersebut akan diproses lebih lanjut menjadi asam oksalat. Asam oksalat berguna untuk mengikat karbon dioksida pada malam hari.

Dalam bioremediasi logam berat, senyawa yang digunakan tumbuhan adalah glutation. Senyawa glutation akan berikatan pada logam berat. Beberapa logam berat yang dapat diserap adalah merkuri, tembaga, kadmium dan arsenik. Senyawa- senyawa ini umum ditemukan pada daerah pertambangan dan industri berat.

Beberapa tumbuhan yang berperan dalam fitoremediasi adalah alang- alang, rumput, bunga matahari, poplar, kangkung, alfalfa, selada air dan eceng gondok. Pemantauan bioremediasi pada sampel tanah dapat dilakukan dengan berbagai instrumen seperti Atomic Absorbtion Spectroscopy (AAS) dan High Performance Liquid Chromatography (HPLC).  AAS berfungsi dalam memantau kadar logam, sedangkan HPLC dapat mengukur kadar pelarut organik. Setelah kadar limbah hampir habis dari tanah, tumbuhan akan ditebang.

Mari kita menanam untuk lingkungan hidup yang lebih baik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun