Umat Islam sebelum menaklukkan Andalusia terlebih dahulu menduduki Afrika Utara dan berhasil menjadikannya sebagai salah satu Propinsi di Dinasti Umayyah. Dinasti Umayyah yang berpusat di Damaskus pada saat itu dipimpin oleh Khalifah Al-Walid (705-715 M) mengangkat Musa ibn Nushair untuk menjadi Gubernur Afrika Utara. Musa ibn Nushair begitu semangat ketika diberi amanah yang besar sebagai Gubernur Afrika Utara, terbukti dalam kepemimpinannya ia berhasil meluaskan wilayah Dinasti Umayyah hingga menduduki Aljazair dan Maroko, serta pelosok pegunungan-pegunungan yang masih dikuasai bangsa barbar.
Penaklukan Andalusia pertama kali oleh Tharif ibn Malik dengan menyeberangi selat yang memisahkan antara Maroko dengan Eropa, beliau membawa kurang lebih lima ratus pasukan dengan empat buah kapal. Dalam penyerbuan ini, kaum muslimin tidak mendapat perlawanan yang berarti. Alhasil, kaum muslimin kembali ke Afrika Utara dengan membawa banyak sekali harta rampasan perang.
Pada tahun 711 M, Musa ibn Nushair mengirim pasukan ke Spanyol berjumlah 7000 orang yang dikomandoi langsung oleh Thariq ibn Ziyad. Penyerbuan ini selain didorong karena keberhasila Tharif waktu lalu, juga didorong karena ada perpecahan dalam tubuh kerajaan Visigoth. Dalam penyerbuan ini, Umat Islam berhasil menguasai Jabal Thoriq (Gibraltar) sehingga dengan mudah menguasai kota-kota penting, seperti Cordova, Granada, dan Ibukota Kerajaan Goth, yaitu Toledo.
Setelah berhasil mengalahkan penguasa kerajaan Visigoth, satu per satu kota-kota penting dapat dikuasai Umat Islam, seperti Seville, Saragosa hingga Navarre. Puncaknya pada awal Abad 8 M, Umat Islam melakukan penaklukan besar-besaran dan berhasil menjangkau seluruh Spanyol, Prancis tengah, dan sebagian Italia. Kemenangan gemilang berturut-turut yang diperoleh Umat Islam tidak terlepas dari faktor eksternal yang bisa dibilang sangat menguntungkan.
Faktor eksternalnya adalah kondisi masa itu di negeri Spanyol yang dibilang dalam keadaan menyedihkan. Para penguasa Visigoth sangat intoleran, mereka memaksa penduduk agama lain seperti aliran monosofit dan yahudi untuk masuk kedalam kristen, jika tidak akan disiksa dan dibunuh. Selain itu, penguasa juga memberlakukan sistem kelas pada rakyatnya, sehingga yang terjadi adalah kemelaratan, kesengsaraan, saling menindas dan kemiskinan merajalela. Hal itu berbalik 180 derajat ketika Spanyol masih dikuasai oleh Romawi. setelah dikuasai kerajaan Visigoth, perekonomian dan kesejahteraan sosial semakin memburuk.
Perpecahan politik juga terjadi dalam lingkungan kerajaan Visigoth yang pada akhirnya menyebabkan keruntuhan kerajaan tersebut. Awal mula kehancurannya saat Raja Roderick memindahkan Ibukota negara dari Seville ke Toledo, sedangkan Witiza yang saat itu menjadi penguasa Toledo diberhentikan begitu saja. Keadaan ini memancing amarah keluarga Witiza, akhirnya mereka menghimpun kekuatan untuk menjatuhkan Roderick, lalu mereka pergi ke Afrika Utara untuk bergabung dengan Umat Islam. Roderick ternyata juga sedang berkonflik dengan Ratu Julian, mantan penguasa wilayah Septah. Ratu Julian akhirnya juga bergabung dengan Umat Islam di Afrika Utara, bahkan Julian memberikan pinjaman empat buah kapal yang dipakai untuk menyerbu negeri Andalusia (Spanyol).
Referensi:
Yatim, Badri. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Depok: Rajagrafindo Persada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H