Kembali ke IndonesiaÂ
Di Indonesia, ia mendapatkan amanah dari Presiden Soekarno dengan menjabat wakil ketua Badan Pengawas Kegiatan Aparatur Negara, yang ketuanya Sultan Hamengkubuwono IX. Semaoen juga menjadi dosen di Universitas Padjajaran, Puncaknya ia mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa di bidang Ilmu Ekonomi di Universitas Padjajaran.
Perlu diketahui ketika kembali di Indonesia, Semaoen telah terputus hubungan dengan Partai Komunis Indonesia yang ia dirikan dahulu. D.N Aidit beserta pimpinan PKI lainnya pupus dalam tragedi 65, sedangkan Semaoen baru wafat pada 7 April 1971 dan dimakamkan tidak jauh dari makam keluarganya, di Pemakaman umum Gununggansir, Kecamatan Beji, Pasuruan.
Boleh dikatakan nasib Semaoen dalam hal pendidikan tak semujur kebanyakan pimpinan PKI lain segenerasinya, sebut saja Darsono, Alimin, Musso, Tan malaka, dan Aliarcham. Semaoen hanya mengenyam pendidikan tingkat dasar yang sebenarnya saat itu tidaklah bergengsi, Namun, Semaoen bisa menjadi wartawan yang berpengaruh di Sinar Djawa, menulis sebuah buku: Hikayat Kadiroen, dan mendirikan Partai Komunis pertama di Asia tenggara adalah hal luar biasa dari Semaoen.
Tulisan ini adalah sebuah Mild Report.
Referensi:
Azinar Ahmad, Tsabit. 2014. SAREKAT ISLAM DAN GERAKAN KIRI DI SEMARANG 1917-1920. JURNAL SEJARAH DAN BUDAYA. 8(2), 1-7
Dominikus B. 2010. BURUH BERGERAK: SEMAUN DAN SURYOPRANOTO DALAM PERJUANGAN GERAKAN BURUH 1900-1926. Skripsi. Fakultas Sastra. Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta
Jati, Yus Pramudya. 2017. Menjadi Merah Gerakan Sarekat Islam Semarang 1916-1920. Temanggung: Kendi
Triyana, Bonnie. 2020. Semaun dan Sneevliet, Kisah Persahabatan Dua Orang Revolusioner. https://historia.id/politik/articles/semaun-dan-sneevliet-kisah-persahabatan-dua-orang-revolusioner-P9jYX (diakses tanggal 5 Oktobe 2020)
Usia, Teguh. 2017. Semaun di Zaman yang Bergerak. https://koransulindo.com/semaun-di-zaman-yang-bergerak/ (diakses tanggal 5 Oktober 2020)