Mohon tunggu...
Fakhri Mubarok
Fakhri Mubarok Mohon Tunggu... Guru - Guru

Dosen Sekolah Dasar di Kota Bogor yang bercita-cita menjadi guru. Sekedar berbagi kegemaran untuk kemajuan pendidikan di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ingin Hasil Belajar Baik? KISS ME aja!

30 April 2023   04:27 Diperbarui: 30 April 2023   06:26 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Never stop learning, because life never stops teaching - Lin Pernille
(Jangan berhenti belajar, karena hidup tidak pernah berhenti mengajar)

Sepertinya saya merupakan satu dari jutaan guru yang mengalami dua era pendekatan pendidikan yang berbanding terbalik satu sama lainnya. Dahulu saat jadi siswa, pendekatan pendidikan lebih terkesan kaku, keras, monolog, teacher oriented, fokus pada hafalan, dan rata-rata hanya mengandalkan buku teks dan papan tulis kapur sebagai media pembelajaran. Di era itu saya menikmati masa menghafal nama-nama menteri, pasal-pasal undang-undang, atau makin keren kalau punya RPAL dan RPUL. 

Di era yang sama saya menemukan pola-pola pengajaran yang humanis bagi siswa-siswa dengan angka pencapaian yang tinggi, namun tidak jarang lemparan kapur tulis sampai adegan memukul tangan pakai penggaris, menjadi pertunjukan rutin bagi siswa yang memiliki hasil belajar atau sikap yang sebaliknya.

Tentu itu menjadi masa-masa yang patut dikenang. Ingatan mendapat Silverqueen karena berhasil paling cepat membuat kalimat positif, negatif, dan interogarif spontan bikin senyum, tak kalah seru saat mengenang saat ditarik cambang karena ketahuan makan kuaci saat pembelajaran IPA. Hukuman-hukuman yang tidak mungkin diceritakan ke orang tua karena akan mendapat tambahan hukuman dan amarah dari mereka.

Pada era saat ini, saat menjadi guru, banyak perubahan yang terjadi secara signifikan karena kebutuhan dan perkembangan zaman. Pendekatan belajar dilakukan semakin student oriented, kolaboratif, seru dan menyenangkan karena banyak dilakukan secara simulasi dan rangsangan indera melalui kegiatan-kegiatan integratf dan berbagai media pembelajaran modern yang membuat pembelajaran semakin meaningful. SIswa belajar bukan lagi berpusat pada teks, tapi melalui konteks. Siswa tidak lagi banyak menghafal, tapi distimulus  dengan hararki kognitif Bloom untuk memiliki Highly Order Thinking Skill (HOTS).

Di era ini, guru harus berpikir dua kali untuk memberikan hukuman kepada siswa kalau tidak ingin berhadapan dengan bayang-bayang hukuman balik bagi guru. Hukuman harus berkamuflase menjadi risiko yang disepakati oleh semua pihak.

Tapi, di luar semua itu, baik guru maupun orang tua di era dulu dan sekarang tetap berharap anak-anak mereka memperoleh hasil belajar yang baik. Pendekatan apapun yang diimplementasikan, pencapaian akademik tidak terhindarkan untuk menjadi salah satu ukuran berhasil tidaknya penyerapan materi suatu pelajaran.

Akhirnya saya teringat sebuah majalah psikologi tahun 80-an yang entah apa judulnya dan dimana majalahnya sekarang, yang memberikan alur pengelolaan yang baik agar kita dapat memperoleh hasil belajar yang juga baik. Dalam buku iu disebutkan jika kita ingin memperoleh hasil belajar yang baik, cukup dengan menerapkan KISS ME dalam belajar kita.

KISS ME merupakan akronim dari penjelasan sebagai berikut:

K = Keinginan
Semua berawal dari niat. Innamal a'malu binniyyat. Untuk mengakselerasi pencapaian baik kita perlu memiliki dasar yang tulus dan lurus dari hati kita bahwa kita punya alasan yang tepat untuk belajar secara baik. Dengan niat yang tepat, kita akan memiliki tambahan motivasi untuk meningkatkan performa belajar kita.

I = Intelegensi
Intelegensi tidak melulu berkaitan dengan kepintaran, tapi bagaimana kita memahami dan mengaasi situasi yang kompleks dan beragam saat belajar. Intelegensi menuntut kita dalam pemecahan masalah, kreativitas, kecepatan berpikir, hingga pemahaman konsep-konsep abstrak yang menunjang belajar kita.

S = Sarana
Hal ini tidak kalah penting. Pemenuhan sarana untuk mengoptimasi hasil belajar perlu dijadikan prioritas. Saat ini setidaknya ketersediaan kuota internet atau wifi menjadi tak terelakkan untuk menyusur berbagai referensi relevan bagi pembelajaran.

S = Situasi
Maisng-masing kita memiliki gaya belajar yang berbeda. Masing-masing kita pula memiliki kondisi yang paling nyaman untuk belajar. Ada yang belajar harus ditempat sepi, ada yang harus sambil mendengar musik, ada yang harus sambil ngemil, dan sebagainya. Temukan sitasi yang paling nyaman buat kita belajar.

M = Manajemen
Dalam terminologi ini, kia juga perlu menerapkan pengelolaan di beberaa hal misalnya manajemen waktu yang mengarahan kita secara lebih teratur mengelola kapan kita harus belajar. Selain itu manajemen penyimpanan baik secara konvensional melalui tempat-tempat khusus atau secara digital melalui sistem informsi manajemen yang tepat seperti mengella file dan folder secara lebih rapi agar memudahkan pencarian.

E = Evaluasi
Hal terakhir yang perlu dilakukan adalah dengan secara berkala melakukan evaluasi baik melalui latihan soal, menyalin ulang, mereview kesalahan-kesalahan dalam pengerjaan sebelumnya, termasuk mengevaluasi keefektifan pola belajar yang kita terapkan saat ini.

So, dengan pendekatan belajar manapun, tidak jadi alasan bagi kita untuk upayakan tercapainya hasil belajar yang baik dengan langkah-langkah yang lebih sistematis dan terencana.

Selamat belajar seru. Jangan lupa, KISS ME aja!

Muara April, 30 April 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun