Ada banyak nama yang sering dan biasa kita dengar, dan mungkin saja kita abaikan tanpa mengetahui artinya. Di antara nama-nama tersebut adalah nama-nama bulan dalam kalender Hijriyah. Pernahkah Anda bertanya-tanya kenapa bulan-bulan dalam kalender Hijriyah dinamai dengan nama-namanya yang sekarang seperti Muharram, Shafar, dan lainnya? Apa makna di balik penamaan tersebut?
Berhubung saat ini masih dalam suasana tahun baru Islam 1445 H, berikut ini makna dari nama-nama bulan dalam kalender Hijriyah.
Muharram: secara bahasa berarti yang diharamkan. Dinamakan demikian karena bangsa Arab sebelum Islam mengharamkan peperangan pada bulan ini. Selain Muharram, ada tiga bulan lain yang diharamkan berperang pada bulan tersebut, yaitu Rajab, Dzul Qa'dah, dan Dzul Hijjah.
Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an, "Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram." (QS. At-Taubah: 36)
Dan juga firman Allah, "Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang berperang pada bulan haram. Katakanlah, 'Berperang dalam bulan itu adalah (dosa) besar.'" (QS. Al-Baqarah: 217)
Shafar: secara bahasa berarti nol atau kosong. Dinamakan demikian karena di bulan ini rumah-rumah orang Arab kosong ditinggalkan para penghuninya untuk bepergian, baik untuk mencari makanan atau pun berperang.
Rabi'ul Awwal dan Rabi'ul Akhir: Rabi' secara bahasa berarti musim semi. Dinamakan demikian karena pada awal penamaannya musim semi terjadi pada dua bulan ini yang membuat bumi menjadi subur.
Jumadil Ula dan Jumadil Akhir: Jumadi secara bahasa berarti beku. Dinamakan demikian karena pada awal penamaannya musim dingin terjadi pada dua bulan ini. Disebutkan bahwa saking dinginnya hingga membuat air yang ada menjadi beku.
Rajab: secara bahasa berarti mengagungkan, jika dikatakan rajabasy syai`a berarti memuja atau mengagungkan sesuatu. Dinamakan demikian karena dulu bangsa Arab memuliakan bulan ini dengan tidak melakukan peperangan. Bulan ini termasuk salah satu bulan haram.
Sya'ban: secara bahasa berarti berpisah-pisah atau bercerai-berai. Dinamakan demikian karena pada bulan ini bangsa Arab menjauh dan berpencar untuk berperang dan menyerang kabilah lain setelah mereka berdiam diri pada bulan Rajab.
Ramadhan: secara bahasa berarti sangat panas, jika dikatakan ramadhatil hijarah berarti batu yang menjadi panas karena sinar matahari. Dinamakan demikian karena pada awal penamaannya musim yang sangat panas terjadi pada bulan ini.
Pada bulan inilah Al-Qur'an pertama kali diturunkan dan diwajibkannya berpuasa bagi umat Islam sebagaimana firman Allah, "Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah." (QS. Al-Baqarah: 185)
Syawwal: secara bahasa berarti menaikkan atau mengangkat. Dinamakan demikian karena pada awal penamaannya bahwa pada bulan ini unta-unta mengangkat ekornya untuk siap berkembang biak. Ada yang mengatakan bahwa dinamakan demikian karena unta-unta memproduksi susu. Ada juga yang mengatakan karena terangkatnya panas setelah Ramadhan.
Dzul Qa'dah: ada yang membacanya dengan memfathah huruf qaf dan ada yang mengkasrahkannya menjadi Dzul Qi'dah yang secara bahasa berarti yang duduk. Dinamakan demikian karena bangsa Arab duduk di rumah-rumah mereka dan tidak berperang karena memuliakan bulan ini sebagai salah satu bulan haram.
Dzul Hijjah: secara bahasa berarti yang memiliki haji. Dinamakan demikian karena bangsa Arab sejak dahulu biasa melakukan haji dan ibadah mereka selama bulan ini. Bulan ini termasuk salah satu bulan haram.
Haji sendiri menurut bahasa berarti menyengaja, sedangkan menurut syara' berarti pergi ke Baitul Haram untuk beribadah. Haji merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang harus dijalankan oleh setiap muslim bila mampu. Ibadah ini telah dipraktekan sejak zaman Nabi Ibrahim AS dan terus dijalankan oleh setiap muslim dari seluruh dunia.
Allah berfirman, "Dan (ingatlah), ketika Kami tempatkan Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan), 'Janganlah engkau mempersekutukan Aku dengan apa pun dan sucikanlah rumah-Ku bagi orang-orang yang tawaf, dan orang yang beribadah dan orang yang rukuk dan sujud. Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh.'" (QS. Al-Hajj: 26-27)
Itulah makna dari nama-nama bulan dalam kalender Hijriyah yang dinamai berdasarkan musim ataupun adat istiadat yang berlaku pada saat awal penamaannya. Saat ini, kalender Hijriyah bukan hanya digunakan oleh bangsa Arab tapi juga seluruh umat Islam di dunia sebagai penentu waktu dalam menjalankan ibadah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H