Hari ini umat Islam memperingati tahun baru Islam 1 Muharram 1445 Hijriyah, atau 1445 tahun sejak hijrahnya Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah. Tapi walaupun awal tahun Hijriyah dimulai dari Muharram, faktanya Rasulullah ternyata berhijrah bukan di bulan Muharram. Beliau meninggalkan Mekkah pada akhir bulan Shafar dan tiba di Madinah pada pertengahan bulan Rabi'ul Awwal.
Jika Rasulullah tiba di Madinah pada bulan Rabi'ul Awwal lalu kenapa kalender Hijriyah dimulai dari bulan Muharram? Untuk menjawabnya, ada baiknya kita membahas terlebih dahulu sekilas mengenai sejarah penetapan kalender Hijriyah yang digunakan umat Islam hingga kini.
Sejarah Penetapan Kalender Hijriyah
Penanggalan Islam merupakan penanggalan yang dihitung berdasarkan peredaran bulan terhadap bumi sehingga disebut sebagai tahun qamariyah. Penanggalan ini sebenarnya sudah digunakan oleh masyarakat Arab jauh sebelum kedatangan Islam. Ada yang mengatakan bahwa penanggalan ini pertama kali ditetapkan pada masa Kilab bin Murrah, kakek keenam Rasulullah.
Bulan-bulan seperti Muharram, Shafar, dan sebagainya sebenarnya sudah ada. Hanya saja, pada waktu itu belum ada patokan awal dan akhir tahun. Satu tahun dihitung ketika misalnya bulan Ramadhan bertemu kembali dengan Ramadhan berikutnya, sehingga tidak ada istilah "tahun pertama", "tahun kedua", "tahun ketiga", dan seterusnya. Hal itu tetap berlaku hingga masa Islam.Â
Ketika kekhalifahan dipimpin oleh Khalifah Umar bin Khatthab, surat akte toko miliknya diserahkan kepadanya pada bulan Sya'ban. Khalifah Umar bertanya, "Bulan Sya'ban tahun kemarin, bulan Sya'ban tahun yang akan datang, atau bulan Sya'ban tahun ini?"
Begitu juga keluhan Abu Musa Al-Asy'ari yang merasa kesulitan dalam menyusun dan mendokumentasikan surat-suratnya dengan sang Khalifah selama ini. Dalam salah satu suratnya, Abu Musa mengatakan, "Banyak surat-suratmu yang sampai kepada kami tanpa disertai tanggal."
Karena hal itu, Khalifah Umar mengumpulkan para sahabat dan mengatakan, "Dari era mana sebaiknya sistem penanggalan kita mulai? Hendaklah kalian menetapkan suatu peristiwa bagi publik untuk penanggalan mereka."
Salah seorang sahabat mengusulkan, "Catatlah berdasarkan penanggalan Romawi."
Sahabat yang lain berkomentar, "Penanggalan Romawi terlalu panjang. Mereka mencatat penanggalan mereka sejak masa Dzulqarnain."