Mohon tunggu...
Muhammad FakhriAvaqo
Muhammad FakhriAvaqo Mohon Tunggu... Lainnya - Masih belajaran sih hehe

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 20107030083

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mengais Keuntungan Lewat Usaha Warmindo di Tengah Pandemi

29 Juni 2021   00:59 Diperbarui: 29 Juni 2021   01:13 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warmindo milik Husein yang berdiri pada awal pandemi // Sumber: Dokpri

Pandemi virus Covid 19 yang telah melanda Indonesia dan Dunia sejak akhir tahun 2019 ini  telah menimbulkan berbagai dampak bagi kehidupan masyarakat di Indonesia. Tidak hanya sektor kesehatan, namun pandemi virus covid 19 juga turut membawa dampak yang serius terhadap sektor perekonomian di Indonesia. Kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat seperti PSBB dan PPKM Mikro yang diberlakukan oleh pemerintah Indonesia  tentunya sangat berpengaruh bagi aktivitas bisnis dan tidak sedikit memaksa beberapa usaha menjadi bangkrut.

Namun, hal berbeda dirasakan oleh Almay Husain Al Banna, Ia merupakan salah satu pemilik warung makan indomie atau warmindo yang terletak di Jalan Jambon, Baturan, Sleman atau juga bisa dibilang terletak di sekitaran kampus Universitas Teknologi Yogyakarta. Bagi Husain, Pandemi ini bukan merupakan sebuah hal yang buruk bagi usahanya, namun malah sebuah awal yang baik baik bagi usahanya yang kini dapat meraup hasil jutaan perbulannya.

Pasalnya, pandemi virus covid-19 ini baginya malah merupakan sebuah moment awal bagi berdirinya usahanya yang  kini ditekuninya tersebut, Husain menuturkan, bahwa pandemi covid 19 ini tidak selalu berisi tentang cerita menyedihkan bagi pelaku usaha, namun juga terkadang dapat berlaku sebaliknya.

“Kebanyakan orang kan berfikir pandemi virus ini jadi sebuah hal yang ngeri dan menyedihkan bagi usahanya kan ya Mas. Tapi jujur saja ya ini mas, kalo bagi saya pribadi, pandemi virus yang terjadi sekarang ini nggak selalu tentang cerita yang menyedihkan Mas. Nek untuk saya pribadi, pandemi itu malah jadi sebuah moment awal bagi usaha yang saya tekuni ini Mas”. Ucapnya

Husain juga menjelaskan, bahwa ide membuat usaha warmindo ini awalnya merupakan buah hasil kebosanan yang Ia dan kakaknya rasakan.

“Nah, untuk awalnya sendiri itu sebenernya karena awal pandemi itu lho Mas, waktu itu saya dan kakak saya ngerasa jenuh banget dirumah, cuma glundang glundung kesana kemari gak jelas kan, apalagi waktu itu saya baru saja lulus SMA dan masih menunggu waktu mulai perkuliahan yang masih cukup lama. Nah, akhirnya, karena waktu itu juga kebetulan bapak kami punya kios yang sedang nganggur, akhirnya saya dan kakak saya coba tuh Mas, ide nekat membuat warmindo” 

Husein kemudian juga menjelaskan mengapa dirinya menyebut ide usaha warmindo adalah sebuah ide yang cukup nekat karena sebelumnya, baik Ia maupun kakaknya sebenarnya tidak memiliki pengalaman apa pun dalam urusan perdapuran.

“Nah, mengapa saya bilang itu merupakan ide yang nekat? Ya sebenernya karena kami ini nggak punya pengalaman apapun mas dalam urusan masak memasak seperti itu, yang saya tau ya paling yang simple simple aja gitu Mas, misalnya kaya bikin mie instan biasa gitu”

“makanya waktu sebelum buka itu memang saya dan kakak saya ada belajar gitu Mas, bikin menu-menu yang agak sulit, seperti bikin magelangan, mie dok dok, dan beberapa menu lainnya, nah belajarnya itu juga dulu otodidak juga Mas, kami cuma mencontoh vidio yang ada di Youtube doang” tambahnya.

Saya (kanan) ketika disambut dengan baik oleh Almay Husain (kiri) didalam warmindo miliknya // Sumber: Dokpri
Saya (kanan) ketika disambut dengan baik oleh Almay Husain (kiri) didalam warmindo miliknya // Sumber: Dokpri
Husain juga menambahkan bahwa sekarang, skill memasaknya sudah berbeda dengan skillnya ketika dulu awal membuka warmindo, Ia dan kakaknya terus belajar menemukan seberapa bumbu yang paling pas dalam meracik masakannya. Hingga kini, Ia mengaku sudah merasa terbiasa dan menemukan racikan bumbu yang paling pas dalam memasak menu menu makanan di warmindonya.

Husain juga menceritakan, bahwa pihaknya tidak menggunakan modal awal yang banyak dalam memulai usahanya itu. Salah satu sebabnya adalah karena tempat yang ia gunakan tidak memerlukan biaya sewa, karena kios tersebut adalah kios milik keluarganya sendiri.

“Kalo untuk modal awalnya, dulu juga gak terlalu besar Mas, karena tempatnya milik keluarga sendiri, jadi kita tidak perlu membayar sewa tempat. Selain itu, juga kami juga sudah punya meja dan kursi sendiri Mas, dulu soalnya bapak juga pernah buka warung ayam goreng juga”

“Jadi kami waktu awal dulu cuma perlu beli sedikit alat masaknya aja paling, bahan baku, sama bikin baner warmindo aja kayaknya. Pokoknya yang saya inget, modal awal kami itu ga sampe 2 juta, Mas” tambahnya.

Saat di tanya mengenai penghasilan yang Ia dapat, Husain menjelaskan, bahwa selama ini penghasilan yang Ia dapatkan dari usaha warmindonya ini cenderung fluktuatif. Walaupun begitu, menurutnya hasil tersebut sudah sangat lumayan walaupun tidak pasti nilainya. Namun Ia juga menambahkan, Ia tetap merasa senang mengingat usaha warmindo ini hanyalah kegiatan sampingannya selain kuliah.

“Ya kalo untuk hasilnya sendiri sebenernya nggak pasti sih mas, dulu pas bulan awal-awal itu pernah juga kita cuma dapet hasil sekitar satu jutaan mas sebulannya. Tapi alhamdulillah, sekarang kan sudah lumayan banyak tuh ya Mas, mahasiswa yang sudah mulai kembali ke Jogja, jadi alhamdulillah hasilnya beberapa bulan terakhir ya meningkat terus Mas”

Husain dan kakaknya sendiri sebenarnya juga merupakan mahasiswa jurusan manajemen di sebuah kampus swasta terkenal di yogyakarta, Jadi usaha warmindo itu hanya buka ketika mereka berdua sudah selesai menjalani kuliahnya.

“Karena saya dan kakak saya sama-sama kuliah juga kan ya Mas, jadi kami buka itu cuma mulai ba’da waktu ashar Mas, setelah kuliah selesai, kami baru buka tuh Mas. Saya juga kadang juga  berfikir sih, mungkin jika kami bisa buka seharian gitu, untung yang kita dapat akan lebih besar, tapi kemudian kami tetap tidak melakukan hal itu karena menurut kami, pendidikan tetaplah nomer satu” tutupnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun