Dari matahari ada 5 makna, menurut saya ya. Boleh berbeda pendapat, kan?
Pertama, jangan merasa paling berperan dan berjasa ketika melakukan sesuatu. Karena setiap orang memiliki peran dan  jasa masing-masing, kan?
Seperti petitih Minang, "Nan pakak panembak badia, nan buto pahambuih lasuang, nan lumpuah pahalau ayam."
Di bahasa Indonesiakan, "Yang pekak penembak bedil, yang buta pengembus lesung, yang lumpuh penghalau ayam."
Kedua, saya sampai kini belum pernah mendengar matahari berhitung pamrih dengan sinar yang dipancarkan memiliki banyak manfaat ke alam semesta.Â
Mungkin, matahari sadar, Tuhan yang menciptakan matahari saja tak pernah meminta pamrih kepada matahari .
Ketiga, berbuat kebaikan, jangan berhitung rugi dan untung. Kebaikan itu bagai lingkaran yang ketika seseorang berbuat baik maka kebaikan itu akan kembali kepada yang berbuat baik. Ingat, kan petitih, "Siapa menanam, akan menuai".
Keempat, hidup bukan untuk membuktikan diri dan mengalahkan orang lain. Karena, setelah membuktikan diri dan mengalahkan orang lain, kita mau apa?
Kelima, matahari timbul dan tenggelam. Tidak ada yang bisa berada di posisi atas selama-lamanya dan berada di bawah selama-lamanya.
Posisi atas dan bawah bergiliran karena itu berusahalah untuk bermanfaat ketika berada di atas atau di bawah.
Gegara tulisan ini, apakah saya berkeinginan menjadi matahari? Tidak, saya manusia dengan kekurangan dan kelebihan yang berusaha memperbaiki diri.