Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pesantren dan Kebangkitan Ulama di Indonesia

16 Juni 2021   15:54 Diperbarui: 16 Juni 2021   16:08 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto gerbang Ponpes Tebuireng. Foto diambil dari Kompas.com

Karena, pembaruan yang dilakukan NU bercorak tradisionalis yang berbeda dengan Muhamadiyah yang bercorak pemurnian namun bertujuan sama.

Kemunculan organisasi Islam berbasis massa, apakah itu NU dan Muhammadiyah di abad ke-19 tak bisa dilepaskan dari kondisi sosial dan pendidikan umat Islam Indonesia yang terbelakang karena dijajah Belanda dan sikap umat Islam itu sendiri.

Pun, pembaruan dalam Islam di abad ke-19 dengan melakukan hal-hal yang membuat umat Islam kembali bangkit dengan melakukan ijtihad, memodernkan umat Islam melalui pendidikan, ekonomi, kebudayaan dan sosial itu dipelopori oleh Jamalludin Al-Afghani dan Muhammad Abduh di Mesir.

Foto Muhammad Abdu, tokoh pembaruan dalam Islam di abad ke-19 Masehi. Foto diambir dari ilmu-ushuluddin.blogspot.com
Foto Muhammad Abdu, tokoh pembaruan dalam Islam di abad ke-19 Masehi. Foto diambir dari ilmu-ushuluddin.blogspot.com
Mekkah dan Mesir sebagai Pusat Pembaruan dalam Islam di Abad ke-19

Di abad ke-19, Mekkah menjadi pusat menimba ilmu-ilmu keislaman\keagamaan seperti hadis, ushul fikih, fiqih dan ilmu-ilmu Islam lainnya dengan belajar kepada ulama di Mekkah dan beberapa orang para ulama itu berasal dari Indonesia seperti Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi.

Mesir abad ke-19 Masehi yang dijajah Inggris , menjadi pusat pergerakan Islam dengan adanya dua tokoh, Jamalludin Al-Afghani dan Muhammad Abduh yang melakukan pembaruan dalam Islam.

Bentuk pembaruan dalam Islam yang dilakukan kedua tokoh itu, pertama, umat Islam harus berijtihad dan meninggalkan taqlid, pemurnian ajaran Islam, dan pembaruan pendidikan Islam.

Dua negara dan para tokoh tersebut, memiliki peran besar untuk kemunculan organisasi seperti NU, Muhammadiyah dan Persis dan pembaruan dalam Islam di Indonesia. supaya umat Islam bangkit kembali dalam bidang pendidikan, sosial dan budaya yang berpedoman kepada al-Quran, Sunnah dan pemberdayaan akal (ijtihad).

NU dan Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang muncul di abad ke-19, Muhammadiyah didirikan di tahun 1912 dan NU di tahun 1926, berbeda cara namun memiliki tujuan dan pedoman yang sama.

Berbeda cara namun memiliki tujuan dan pedoman yang sama itu seperti ungkapan, "Banyak cara dan jalan sampai ke Kota Mekkah."

Bertujuan untuk membangkitkan kembali umat Islam yang pernah maju di era Nabi Muhammad dan di abad ke-8 sampai 11 Masehi di Baghdad dan Spanyol yang berpedoman al-Qur'an, Sunnah dan pemberdayaan akal (ijtihad).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun