Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pesantren dan Kebangkitan Ulama di Indonesia

16 Juni 2021   15:54 Diperbarui: 16 Juni 2021   16:08 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kajian Malam Sabtu di Masjid Al-Jihad, Curup, Rejang Lebong. Foto dari dokumen pribadi.

Kedua, asal usul nama Tebuireng, apa yang dilakukan K.H. M. Hasyim Asy'ari untuk mengubah desa Tebuireng dan penduduknya yang jauh dari nilai-nilai keislaman sehingga kembali mengamalkan ajaran Islam dengan mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng.

Ketiga, sejarah dan apa yang melatarbelakangi NU berdiri dan buku-buku yang ditulis K.H. M. Hasyim Asy'ari.

Pondok Pesantren Gedang. Foto dari Muslimmoderat.net
Pondok Pesantren Gedang. Foto dari Muslimmoderat.net
Pesantren Gedang, Mula Penanaman Ilmu dan Karakter K.H. Hasyim Asy'ari

K.H. M. Hasyim Asy'ari besar dalam asuhan keluarga, lingkungan dan pendidikan pesantren. Dan, itu membentuk kepribadiannya yang religius, memahami dan melaksanakan ajaran Islam, cerdas, dan paham keilmuan Islam.

Bahkan di usia 13 tahun, K.H. M. Hasyim Asy'ari pernah menggantikan seorang guru untuk mengajar para murid yang usianya di atas K.H. M. Hasyim Asy'ari.

Pesantren Gedang di Desa Keras, Jombang, Jawa Timur, awal mula K.H. M. Hasyim Asy'ari sekolah pesantren. Di pesantren Gedang ini, K.H. M. Hasyim Asy'ari dididik langsung oleh ayah dan kakek.

Pendidikan pesantren mengisi dahaga keilmuan Islam K.H. M. Hasyim Asy'ari tentang ushul fiqih, fiqih, hadis, aqidah, nahwu, sharaf dan lainnya.

Pendidikan pesantren membentuk karakter kepribadian K.H. M. Hasyim Asy'ari untuk berakhlak baik, mandiri, berjiwa penolong dan prihatin dengan kondisi sekitar.

Intinya, pendidikan pesantren bukan sekedar mengisi diri seseorang dengan pengetahuan ilmu keislaman/agama namun membentuk karakter kepribadian yang beradab dan peduli kemanusiaan.

Foto gerbang Ponpes Tebuireng. Foto diambil dari Kompas.com
Foto gerbang Ponpes Tebuireng. Foto diambil dari Kompas.com
Memanusiakan Manusia Berbasis Agama Islam dan Pesantren Tebuireng

Tebuireng di abad ke-19 Masehi kala Belanda menjajah Indonesia merupakan kota industri penghasil gula dari tebu. Penduduk Tebuireng mengalami keterkejutan sosial, budaya dan ekonomi dengan adanya pabrik itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun