Kak Fen ---sapaan akrab--- yang biasa kami panggil ketika berkumpul di warungnya. Panggilan "Kak" di Curup, Rejang Lebong, ditujukan kepada kakak laki-laki yang lebih tua sama seperti panggilan abang.
Effendi merupakan nama lengkap Kak Fen yang berusia 52 tahun dengan satu orang isteri bernama Lediya Hariyani (43 tahun) dan enam orang anak.
Pandemi Korona yang menyerang Indonesia bulan Maret 2019 sampai kini memorak-porandakan perekonomian dan usaha orang-orang yang berjualan.
Usaha jualan dalam skala besar, menengah dan kecil terimbas pandemi korona. Usaha menengah dan kecil yang paling menjerit karena modal yang dimiliki terbatas dan jenis usaha hanya satu saja.
Usaha warung mie ayam Kak Fen pun merasakan itu dengan modal terbatas yang bersumber dari untung jualan mie ayam itu.
Usaha jualan mie ayam Kak Fen dimulai sejak tahun 2006 dengan omzet 200 ribu bersih dan kotor. Namun, sejak pandemi korona, omzet menurun karena pembeli berkurang.
Di tahun 2016, sang istri membantu perekonomian keluarga dengan berjualan ayam geprek di tempat yang sama.
Jika mie ayam buka dari pukul tujuh sampai pukul sebelas pagi maka jualan ayam geprek dimulai dari pukul sembilan pagi sampai pukul dua siang.
Di masa pandemi korona, jualan ayam geprek istri Kak Fen bernasib sama dengan mie ayam.
Sebelum masa korona ayam potong sebagai bahan pokok ayam geprek habis dijual dalam sehari bisa tiga sampai empat kilogram namun di masa korona menjadi dua atau tiga kilogram.
Dan, omzet penjualan turun perhari hanya 150 ribu karena yang makan ayam geprek rata-rata anak sekolah.