Sosok-sosok itu diperkenalkan sebagai orang yang bergulat di keseharian hidup terkait prinsip, pengorbanan, kesunyian dan perjuangan mereka.
Aleppo sebagai bab terakhir dan digunakan sebagai judul buku merupakan bagian terunik. Nama-nama kota seperti Aleppo, Madrid, Jerusalem, Jordan, Monaco, Milan, Doha, Xanadu.
Dijadikan sebagai pintu masuk untuk dituliskan dengan gaya prosa liris dan bersifat pribadi karena serasa ditujukan sebagai surat kepada kekasih.
“Besok sore kita akan tiba di Aleppo, Dik. Menyeduh kopi dan meminumnya di teras hotel yang tembok lobinya bolong-bolong sebab ledakan mortir.” (Halaman 280).
Kanker, Muslim dari 4 Etnis, dan Menulis
Pun Cak Rusdi dalam buku ini berkisah tentang hidup yang penuh perjuangan prinsip kala bertemu keculasan, pergulatan batin di dunia kerja, pengorbanan untuk keluarga dan teman, kesunyian dengan sang istri saat sakit wasir dan kanker.
Sergapan kanker yang akhirnya buat Cak Rusdi mesti terbaring lama di rumah sakit karena kondisi --lima ruas tulang punggung hancur.
Dalam diri Cak Rusdi bertemu empat etnis; Madura, Jawa, Bajo dan Cina. Yang kelak buat Cak Rusdi menghargai perbedaan etnis.
Cak Rusdi menuliskan "Muslim adalah manusia yang menghargai perbedaan asal usul, bangsa, ras dan bahkan keyakinan."
Pun "Masalah keyakinan adalah persoalan pribadi tapi urusan berhubungan baik dengan sesama manusia adalah urusan bersama."
Jum’at 2 Maret 2018 perjuangan melawan kanker yang lama di derita Cak Rusdi berakhir dengan maut menjemput dan memisahkan dengan istri, anak, dan para sahabat.